Merajut Asa Enam Kampung Adat melalui Lawung Budaya Masyarakat Adat

- 17 Maret 2024, 17:08 WIB
Tradisi Moros, pemberian hasil bumi kepada para pejabat sebagai ungkapan rasa syukur.
Tradisi Moros, pemberian hasil bumi kepada para pejabat sebagai ungkapan rasa syukur. /Iip Sarip Hidayana/

Iip Sarip Hidayana selaku ketua pelaksana kegiatan Lawung Budaya berharap kedepanya kegiatan seperti ini dapat menjadi agenda tahunan khususnya untuk Masyarakat Adat Jawa Barat, dan sekaligus bisa menjadi momentum konsolidasi agenda-agenda yang masih menjadi pekerjaan rumah yang sudah menahun, diantaranya pengesahan RUU Masyarakat adat dan dalam konteks kampung adat masing2, masih banyak pemerintah daerah yang belum proaktif menerbitkan SK.penetaman Masyarakat hukum adat.

Kegiatan Lawung Budaya Masyarakat adat  di diharapkan mampu memberikan wawasan, menambah pengalaman, meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga kebudayaan, membantu pemerintah dalam mempromosikan budaya nasional, serta mendukung upaya perlindungan terhadap warisan budaya masyarakat adat, dan pengembangan pariwisata di daerah.

Direktur Jenderal Kebudayaan diwakili Dr. Julianus Limbeng, dalam sambutanya menyampaikan bahwa dengan adanya kegiatan seperti ini dapat dijadikan sebagai ajang untuk memberikan ide-ide dan pandangan kerja kebudayaan kedepan yang bisa di lakukan, sehingga partisipasi dan kontribusi dalam mewujudkan pemajuan kebudayaan dapat dilakukan secara nyata.

Baca Juga: Ada Tradisi Nanggap Wayang saat Hajat Bumi di Mbah Buyut  Magrim

“Melalui terselenggaranya acara Lawung Budaya ini, keunikan dan kekayaan atraksi masyarakat adat Jawa Barat memiliki peluang sangat besar untuk dikembangkan sebagai salah satu destinasi wisata budaya,” ungkap Agus Ismail selaku kepala dinas kebudayaan dan pariwisata kabupaten Garut mewakili  Bupati  kabupaten Garut dalam sambutanya.

“Semoga kolaborasi antara pemerintah pusat, pemerintah daerah kabupaten dan provinsi jawa barat, serta pemerintah desa, sebagai sinergi untuk mewujudkan masyarakat adat yang sejahtera dan bermartabat dapat tercapai.” lanjutnya.

Kegiatan yang berlangsung selama tiga hari ini diharapkan dapat terus berlanjut dan dapat memperkuat solidaritas serta jejaring antar kelompok adat. “Lawung Budaya ini digelar sebagai suatu bentuk hajatnya para empu adat, ini adalah sebuah bentuk pengakuan terhadap keberadaan masyarakat adat dalam sistem pemerintah kita.” ungkap Ir. H. Pupun Saefudin, selaku perwakilan dari DPMD Provinsi Jawa Barat dalam Pembukaan acara Lawung Budaya.

“Kami berharap ini akan menjadi event tetap, yang akan dimasukan kedalam kalender event nasional. Kami juga berharap kampung adat tidak memelihara secara internal, tetapi mampu memberikan pengembangan kepada sektor-sektor yang lainya.” tambahnya.

Iip Sarip Hidayana, S.Sn, M.Sn., Sekretaris Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) ISBI Bandung***

Halaman:

Editor: Heriyanto Retno


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah