Still Life, Gengre Seni Lukis yang Mulai Diminati Anak Muda

- 25 Juni 2022, 08:00 WIB
Salah satu karya  lukis dengan objek alam benda (still life)  yang dipamerkan  pada  Pameran Studio Seni Lukis I bertajuk 'Still Life', bertempat di Galeri 212 Kampus ISBI Bandung beberapa waktu lalu.
Salah satu karya lukis dengan objek alam benda (still life) yang dipamerkan pada Pameran Studio Seni Lukis I bertajuk 'Still Life', bertempat di Galeri 212 Kampus ISBI Bandung beberapa waktu lalu. /Portal Bandung Timur/heriyanto/

PORTAL BANDUNG TIMUR - Dalam khasanah gengre seni lukis, melukis alam benda (still life) dipandang sebagai karya lukis kurang bermutu atau tidak penting.

Bahkan di dunia barat, gengre still life merupakan gaya melukis kasta bawah dibandingkan dengan gengre portrainture atau self portrait (seni lukis potret), painting gengre (seni lukis sehari-hari), dan landscape gengre (seni lukis pemandangan) maupun history painting (melukis sejarah).

Hal tersebut terjadi akibat objek yang dipilih untuk dilukis merupakan benda mudah ditemui dan dianggap sepele, tidak mengandung makna. Karenanya, seniman untuk mencipta karya tidak terlalu dituntut memiliki ide serta gagasan dan bahkan keahlian.  

Sebaliknya, gengre lain selain still life, dianggap sebagai aliran seni lukis memiliki kelebihan karena ada banyak tantangan yang akan dihadapi dalam upaya penciptaan. Semisal gengre portrainture ataupun history painting, sangat mengedepankan nilai-nilai sejarah, kehebatan mitos atau terkait dengan masalah keagamaan yang sangat diagungkan di belahan dunia barat.

Baca Juga: Diduga Sengaja Terbitkan Keonaran, 6 Pegawai Holywings Jadi Tersangka

Namun bagi anak-anak Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI) Bandung, melukis dengan gengre still life, memiliki keasyikan tersendiri dalam menginterpretasi benda menjadi sebuah karya lukis. Melalui Pameran Studio Seni Lukis I bertajuk 'Still Life', bertempat di Galeri 212 Kampus ISBI Bandung, Jalan Buah Batu Bandung, beberapa waktu lalu,  mereka menunjukan kepada publik bahwa melukis alam benda merupakan bagian dari seni lukis dan dapat dinikmati siapapun, tanpa membedakan kasta.

Seiring dengan perjalanan waktu, gengre seni lukis still life tidak selalu harus menggambarkan sesuatu yang nyata atau natural. Karena dalam kenyataanya seringkali seniman melukis objek alam benda tidak niscaya dilukis melalui pengamatan akan yang nyata, tapi terkadang dirasuki unsur-unsur khayalan.

Semisal 'Garpu Air dan Bunga' karya Eki Agustina. Lukisan dimedia kanvas berukuran 80 X 60 cm, dengan menggunakan cat akrilik, sangat jelas sekali tidak melakukan teknik melukis benda dengan menempatkannya pada satu tempat, tapi pelukis membuat karyanya berdasarkan daya imajinasi pengamatan sebelumnya.

Baca Juga: Covid-19 Nasional, Masih Terjadi di 20 Provinsi

Demikian pula dengan 'Eggs' lukisan berupa telur mata sapi karya Nur Taufik Hidayat. Lukisan dengan menggunakan media cat minyak diatas kanvas 120 X 80cm, sepintas memang mirip dengan goreng telur mata sapi, tapi tidak jelas di atas media apa terlur tersebut disimpan.

Berbeda dengan karya Egi Pratama lewat karyanya 'Kosong'. Gambar dua kaleng bekas minuman kemasan tergelatak di lantai menggunakan cat minyak diatas kanvas 60 X 40cm, sangat jelas kalau pelukisnya melukis dengan mengamati kedua kaleng kosong yang tergeletak dilantai dengan  garis kotak berwarna hitam berupa lantai keramik.

Hal serupa juga dilakukan Imam Abdul Malik lewat karyanya berjudul 'Paradoks, Provan dan Sakrac' lukisan berupa dua botol minuman disimpan di atas meja dengan tamplak meja motif kotak-kotak. Juga lukisan 'Apple and Lemon on The Water' karya Sandi Setiadi, berupa irisan buah apel diatas meja dengan air yang menciprat dari dalam gelas akibat dimasuki irisan apel.

Pengunjung menikmati karya lukis yang dipamerkan di Pameran Studio Seni Lukis I bertajuk 'Still Life', bertempat di Galeri 212 Kampus ISBI Bandung, beberapa waktu lalu.
Pengunjung menikmati karya lukis yang dipamerkan di Pameran Studio Seni Lukis I bertajuk 'Still Life', bertempat di Galeri 212 Kampus ISBI Bandung, beberapa waktu lalu.
Karya-karya yang disuguhkan anak-anak Seni Rupa ISBI Bandung lewat 'Still Life' menunjukan bahwa melalui pameran karyanya, mereka telah memiliki ketertariakan dan kemudian mengamatinya dengan seksama.Hasil ketertarikan yang dilanjutkan dengan pengamatan tersebut mereka tafsirkan kembali, ditampilkan atau diucapkan di dalam gambar-gambar dan lukisan.

Beberapa karya yang ditampilkan sarat oleh berbagai bentuk dan susunan lukisan, alam benda yang menjadi bagian atau fragmen dari berbagai citraan yang bertumpuk. Pengamatan, penggambaran dan penafsiran baru terhadap obyek-obyek itu, susunannya di dalam bidang dwimatra dapat ditengarai sebagai jejak-jejak di dalam seni lukis alam benda.

Karenanya dalam hal ini anak-anak Seni Rupa ISBI Bandung ingin menegaskan kalau gengre lukis still life tidak dapat dikatakan sebagai seni lukis kasta bawah yang minim idea tau gagasan. Karena bagaimanapun untuk mencipta dan menuangkan pengamatan akan benda dibutuhkan keberanian serta kejelian agar karya yang dibuat mampu diapresiasi sebagai sebuah karya lukis yang memiliki nilai. (heriyanto)***

Editor: Heriyanto Retno


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x