PORTAL BANDUNG TIMUR - Bagi pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), bisnis kuliner bisa menjadi pilihan terbaik meningkatkan pendapatan atau omset usaha secara signifikan.
Apalagi jika pilihan bisnis tersebut dipadukan dengan trend ekonomi kreatif, maka sangat terbuka peluang UMKM naik kelas. Artinya, dengan pendekatan ekonomi kreatif, bisnis UMKM menjadi lebih bernilai.
Usaha tidak sekedar mendapat keutungan belaka, namun dapat terkondisikan secara kualitas dan manfaat jangka panjang baik bagi si pengusaha maupun bagi para konsumennya.
Member Komunitas Co Working Space (CWS) Panyileukan, Ajeng Meiwita, menyampaikan hal tersebut kepada Portal Bandung Timur, di sela-sela kegiatan Cooking Demo Saldan dan Bola Deli, Senin, 10 Juli 2023 bertempat di Cafe Ayang Jalan Plamboyan Cipadung Kidul Panyileukan Kota Bandung.
Baca Juga: Sektor Pariwisata Jawa Barat Terus Bangkit Pasca Pandemi Covid-19
"UMKM bidang kuliner berkembang pesat saat ini, terutama di Kota Bandung. Kemampuan para pengusaha UMKM bertahan dalam bisnisnya, karena kepemilikan kemampuan dasar mengolah makanan dan inovasi terkait produk-produk yang dihasilkannya," ungkap Ajeng Meiwita.
Dalam memperoleh pemahaman mengenai inovasi dan perkembangn bisnis kuliner, menurut Ajeng Meiwita, para pengusaha harus giat mencari, menggali dan mengikuti proses belajar sepanjang waktu. Saluran informasi dan perkumpulan untuk menggali kemampuan mencipta inovasi, saat ini begitu banyak.
Salah satu kegiatan demo masak bersama Saldan dan Bola Deli seperti ini, menurutnya dalam rangka turut serta membuka ruang kreasi, inovasi dan pengalaman mengelola makanan menjadi komoditi kuliner berkualitas.
Baca Juga: Yeane Sunatra Ingin Memberikan Kontribusi Pemikiran Bagi Pembangunan UMKM Kota Bandung
"Disamping pengusaha UMKM, sama halnya bagi para ibu zaman sekarang, dituntut memiliki inovasi dan kemampuan mengolah makanan berkualitas. Makanan tersebut nantinya dimanfaatkan baik itu untuk sajian keluarga maupun untuk usaha sampingan," ujar Ajeng Meiwita.
Bagaimana pun juga, menurut Ajeng Meiwita, ketersediaan makanan harian dalam keluarga menjadi tolok ukur penciptaan kualitas kehidupan keluarga tersebut khsususnya dan masyarakat luas secara umum.
"Dalam aktivitas demo masak, peserta dapat dilatih mencipta varian makanan atau produk kuliner. Ragam makanan yang dapat dipelajari, nantinya sanggup mendorong tingkat kreativitas pengusaha mengembangkan usahanya. Begjtu pun bagi ibu-ibu atau anggota rumah tangga lainnya, menjadi piawai dalam menyajikan makanan konsumsi harian dengan aneka bentuk dan rasa sehingga walau makan di rumah, rasanya tidak akan bosan," kata Ajeng Meiwita.
Di tempat sama, Pendamping CWS Panyileukan, Endah Fitriyani, menyebutkan, usaha kuliner itu menjadi bagian dari 17 sub sektor ekonomi kreatif. Pemerintah mengembangkan sub-sub sektor ekonomi kreatif agar para pengusaha di tanah air mampu berkolaborasi dan memilki posisi tawar tinggi dalam proses menjalankan usaha-usahanya.
"Secara rutin para pengusaha UMKM di Panyileukan dan Kota Bandung umumnya, diberikan pemahaman banyak hal mengenai ekonomi kreatif. Hal ini penting, mengingat dalam persaingan dunia usaha saat ini menuntut setiap orang atau pengusaha memiliki inovasi dalam menjalani hidup dan usahanya. Teknologi digital mempercepat proses perubahan dan persaingan usaha, sehingga sejak awal pengusaha harus mampu mempersiapkan diri menghadapi setiap tahap perubahan zaman tersebut. (Ari Prianto Teguh)***