Kembalinya pengrajin bata merah menggunakan pasir Citarum dengan lumpur endapan sungai menurut Musa (52) baru ramai pada minggu ini. “Pada masa kakek dan bapak saya memang mencampur lumpur dan pasir agar bata yang dihasilkan kuat tidak mudah hancur, tapi sejak Citarum bau (tercemar) bila menggunakan pasir Citarum pembakaran sangat lama dan hasilnya tidak matang,” ujar Musa pengrajin bata di Kamp. Citoke Ds. Rancakasumba, Kec. Solokanjeruk Kab. Bandung.
Warga penambang pasir dan lumpur serta pengrajin bata berharap Program Citarum Harum bisa berlangsung lama dan seterusnya. Selain penyelamatan lingkungan Citarum dan sekitarnya, juga diharapkan mampu meminimalisir banjir dikawasan aliran Citarum. (heriyanto)***