Menarik sebenarnya bukan? Hanya seberapa menariknya hal itu, seberapa menggelitiknya over budget dalam sebuah proyek pekerjaan atau usaha, apalagi setelah diawali dengan kesepakatan bersama?
Lantas apa yang harus kita lakukan? Apakah kita akan menuntut ‘hak’ dan menyimpan ‘kewajiban’ yang entah dimana? Jawabannya adalah ada di dalam ‘perjalanan hati’ kita yang meresponnya.
Seandainya kita merespon hal tersebut dengan positif, maka turunannya akan banyak, salah satunya adalah FUNGSI.
Baca Juga: Pengrajin Tahu Cibuntu Mulai Kembali Beraktivitas
Bila kita bicara fungsi (saya mencoba menahan tawa mengdengar kata fungsi, apakah masih ada ‘fungsi’ dalam sebuah proyek?) tentu kita akan ditarik pada apa yang disebut: tanggung jawab dan kinerja.
Lantas bagaimana kalau responnya tidak posistif?
Tentu saja ‘perjalanan hati’ kita tidak terusik dan tersentuh oleh si Fungsi tadi, dan betul-betul telah menyimpan kemitraan itu dalam sebuah tas yang exclusive, yaitu Hak Personal.
Apakah itu salah? tentu saja tidak. Karena toh pada dasarnya kita sebagai manusia ditentukan oleh memilih dan memilah, sehingga dari pilihan tersebut ujungnya bersandar pada sebuah penilaian terhadap perjalanan hati kita sebagai manusia yang bersentuhan dengan norma-norma atau etika sosial dan profesionalitas.
Baca Juga: Sanksi Mengancam ASN Purwakarta yang Bolos
Tiba-tiba 7 menit menjelang tutup tahun 2020, HP saya berbunyi. Ah, rupanya sahabat lama mengontak. Kemudian saya angkat, lalu terdengar suaranya dari jauh entah dimana.