Kakaren Tahun 2020: Negeri Dalam Ruang Abu-Abu

- 5 Januari 2021, 07:45 WIB
Ilustrasi dunia digital akan mencatat semua peristiwa, curhat, ujaran dan apapun akan tersimpan  dalam Big Data yang entah dimana tersimpannya.
Ilustrasi dunia digital akan mencatat semua peristiwa, curhat, ujaran dan apapun akan tersimpan dalam Big Data yang entah dimana tersimpannya. /Portal Bandung Timur/Agus Safari/

“Menjelang akhir tahun, beri saya kesempatan 5 menit untuk bicara denganmu, bisakah?” saya mengiyakan dan bilang jangankan 5 menit, 60 menit pun akan saya ladeni. Dia tertawa.

“Saya rugi besar tahun ini, sobat.” Saya tertawa mendengar hal itu. Dia tanya kenapa tertawa responnya.

Baca Juga: Bantuan Dilanjutkan, Jangan Dibelikan Rokok, Tidak Ada Potongan

Saya jawab karena dia banyak rugi kehilangan keuntungan dari usaha dan tidak mau mendengar nasehat-nasehat sahabatnya serta anak buahnya. Eh, kali ini malah dia yang tertawa. Tentu saya balik tanya kenapa dia tertawa atau lebih tepatnya menertawakanku.

“Hahaha kali ini kamu salah duga, sobat. Bukan karena itu aku rugi. Aku tidak peduli berapa banyak kerugian perusahaanku dalam hal ini. Akan tetapi aku sangat rugi sekali tidak mengenal kawan-kawanku lagi. Mereka semua adalah ahli di bidangnya masing-masing yang aku rekrut untuk usaha ini, namun ternyata aku tak mengenal mereka secara benar.”

Beberapa saat sunyi. Lalu saya tanya, maksudnya secara benar itu apa? Tak berapa lama sambil terdengar hela nafasnya, ia menjawab. Ya, aku lalai tidak membenahi nurani kawan-kawanku ini. Eksploitasi raga kasar telah memenuhi ‘ruang halus’ dalam diri kita itu telah bergeser pada ruang abu-abu. Ini yang berat; abu-abu, tersamar sobat.

Baca Juga: Pohon Tumbang, Pelayanan Puskesmas Sempat Terganggu

Kalau hitam jelas kita bisa membedakannya, putih makin nyata, tapi ini abu-abu berada dalam ruang halus kita, sobat. Inilah kerugianku yang paling besar dan tidak bisa dibeli oleh uang. Ruang halus itu berubah jadi warna abu-abu dan sulit arahnya mau ke mana, kesannya pengecut, sobat. Ok, selamat menikmati tahun 2021. Semoga tidak abu-abu, sobat.

Tut, tut, tut… bunyi HP di telingaku terputus. Tak sempat saya merespon ‘curhat’ via HP yang sangat spesial ini.

Beberapa saat saya termangu. Malam semakin tua. Bulan Desember sesaat lagi hilang rentanya. Langit meriah biasanya oleh kembang api dan mercon, kali ini hanya satu-dua letusan mercon tapi terkesan dan terdengar malu-malu menyambut kerentaan alam dalam sebuah peradaban dunia seakan-akan.

Halaman:

Editor: Heriyanto Retno


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah