Kakaren Tahun 2020: Negeri Dalam Ruang Abu-Abu

- 5 Januari 2021, 07:45 WIB
Ilustrasi dunia digital akan mencatat semua peristiwa, curhat, ujaran dan apapun akan tersimpan  dalam Big Data yang entah dimana tersimpannya.
Ilustrasi dunia digital akan mencatat semua peristiwa, curhat, ujaran dan apapun akan tersimpan dalam Big Data yang entah dimana tersimpannya. /Portal Bandung Timur/Agus Safari/

PORTAL BANDUNG TIMUR - Menjelang tutup tahun 2020 secara iseng saya buka email serta jaringan sosial lain.

Ya, barangkali saja banyak kawan, rekan dekat atau jauh kirim sesuatu untuk bahan renungan.

Ah, ternyata rekan-rekan dan mitra lebih banyak curhat di jaringan sosial tentang peristiwa politik, ekonomi, sosial dan hukum.

Semuanya menyisakan pekerjaan rumah yang belum tuntas akhirnya; happy ending atau hilang tertiup angin senja?

Baca Juga: Dari 4.996 Sekolah Menengah Atas, 1.743 Sekolah Siap Tatap Muka

Dari sekian banyak pengirim via jaringan sosial ada yang menarik dan mengganggu pikiran, yaitu tempat dimana saya bersentuhan dengan banyak manusia dan para pelaku usaha jasa serta kreatifitas.

Seorang sahabat sebagai mitra kerja ‘curhat’ tentang beberapa kegiatan melibatkan mitra kerja (tim kerja) yang sudah banyak pengalaman dalam bidangnya, yaitu event.

Yang menarik dan sedikit menggelitik pikiran dan sempat singgah dalam jemala adalah ketika setelah membaca dan menelaah ‘curhat’annya tentang sebuah kegiatan over budget setelah sebelumnya ada penyesuaian serta kesepatan bersama.

Baca Juga: Di Kabupaten Bandung Banyak Orang Tua Siswa Berharap Belajar Tatap

Menarik sebenarnya bukan? Hanya seberapa menariknya hal itu, seberapa menggelitiknya over budget dalam sebuah proyek pekerjaan atau usaha, apalagi setelah diawali dengan kesepakatan bersama?

Lantas apa yang harus kita lakukan? Apakah kita akan menuntut ‘hak’ dan menyimpan ‘kewajiban’ yang entah dimana? Jawabannya adalah ada di dalam ‘perjalanan hati kita yang meresponnya.

Seandainya kita merespon hal tersebut dengan positif, maka turunannya akan banyak, salah satunya adalah FUNGSI.

Baca Juga: Pengrajin Tahu Cibuntu Mulai Kembali Beraktivitas

Bila kita bicara fungsi (saya mencoba menahan tawa mengdengar kata fungsi, apakah masih ada ‘fungsi’ dalam sebuah proyek?) tentu kita akan ditarik pada apa yang disebut: tanggung jawab dan kinerja.

Lantas bagaimana kalau responnya tidak posistif?

Tentu saja ‘perjalanan hati’ kita tidak terusik dan tersentuh oleh si Fungsi tadi, dan betul-betul telah menyimpan kemitraan itu dalam sebuah tas yang exclusive, yaitu Hak Personal.

Apakah itu salah? tentu saja tidak. Karena toh pada dasarnya kita sebagai manusia ditentukan oleh memilih dan memilah, sehingga dari pilihan tersebut ujungnya bersandar pada sebuah penilaian terhadap perjalanan hati kita sebagai manusia yang bersentuhan dengan norma-norma atau etika sosial dan profesionalitas.

Baca Juga: Sanksi Mengancam ASN Purwakarta yang Bolos

Tiba-tiba 7 menit menjelang tutup tahun 2020, HP saya berbunyi. Ah, rupanya sahabat lama mengontak. Kemudian saya angkat, lalu terdengar suaranya dari jauh entah dimana.

“Menjelang akhir tahun, beri saya kesempatan 5 menit untuk bicara denganmu, bisakah?” saya mengiyakan dan bilang jangankan 5 menit, 60 menit pun akan saya ladeni. Dia tertawa.

“Saya rugi besar tahun ini, sobat.” Saya tertawa mendengar hal itu. Dia tanya kenapa tertawa responnya.

Baca Juga: Bantuan Dilanjutkan, Jangan Dibelikan Rokok, Tidak Ada Potongan

Saya jawab karena dia banyak rugi kehilangan keuntungan dari usaha dan tidak mau mendengar nasehat-nasehat sahabatnya serta anak buahnya. Eh, kali ini malah dia yang tertawa. Tentu saya balik tanya kenapa dia tertawa atau lebih tepatnya menertawakanku.

“Hahaha kali ini kamu salah duga, sobat. Bukan karena itu aku rugi. Aku tidak peduli berapa banyak kerugian perusahaanku dalam hal ini. Akan tetapi aku sangat rugi sekali tidak mengenal kawan-kawanku lagi. Mereka semua adalah ahli di bidangnya masing-masing yang aku rekrut untuk usaha ini, namun ternyata aku tak mengenal mereka secara benar.”

Beberapa saat sunyi. Lalu saya tanya, maksudnya secara benar itu apa? Tak berapa lama sambil terdengar hela nafasnya, ia menjawab. Ya, aku lalai tidak membenahi nurani kawan-kawanku ini. Eksploitasi raga kasar telah memenuhi ‘ruang halus’ dalam diri kita itu telah bergeser pada ruang abu-abu. Ini yang berat; abu-abu, tersamar sobat.

Baca Juga: Pohon Tumbang, Pelayanan Puskesmas Sempat Terganggu

Kalau hitam jelas kita bisa membedakannya, putih makin nyata, tapi ini abu-abu berada dalam ruang halus kita, sobat. Inilah kerugianku yang paling besar dan tidak bisa dibeli oleh uang. Ruang halus itu berubah jadi warna abu-abu dan sulit arahnya mau ke mana, kesannya pengecut, sobat. Ok, selamat menikmati tahun 2021. Semoga tidak abu-abu, sobat.

Tut, tut, tut… bunyi HP di telingaku terputus. Tak sempat saya merespon ‘curhat’ via HP yang sangat spesial ini.

Beberapa saat saya termangu. Malam semakin tua. Bulan Desember sesaat lagi hilang rentanya. Langit meriah biasanya oleh kembang api dan mercon, kali ini hanya satu-dua letusan mercon tapi terkesan dan terdengar malu-malu menyambut kerentaan alam dalam sebuah peradaban dunia seakan-akan.

Baca Juga: Sinambung Kembali Memuntahkan Abu

Seakan-akan meriah padahal belum tentu, seakan-akan benar padahal semu, seakan-akan ahli padahal abu-abu. Ah, sebuah perenungan yang sangat menyentuh oleh sobatku ini untuk menyongsong tahun 2021.

Saya malah tertarik dengan istilah ‘ruang abu-abu’ yang coba disandingkan dengan ‘perjalanan hati’ yang sempat tadi di awal saya ulas, namun belum semua tuntas saya kaji, semuanya buyar ketika istriku mengajak untuk istirahat, mungkin acara televisi tidak menarik lagi.

Kamipun beranjak menembus malam semakin tua namun meriah oleh ingar-bingar pikiran ruang abu-abu.

Baca Juga: Taman Edukasi Wangisagara Ditutup Sementara Waktu

Semeriah inikah hati sahabatku malam ini? Semeriah inikah ruang abu-abu sobatku itu? atau sehitam angkasa dengan kemeriahan semu inikah ruang itu? Entahlah…

Selamat melewati dengan nyaman tahun 2020, dan selamat melangkah dalam perjalanan hati tahun berikutnya. Semoga 2021 ini bukan menjadi napak tilas 2020. Semoga.

Editor: Heriyanto Retno


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah