Fakta Unik dan Menarik dari Objek Wisata Pamijahan, Selalu Tutup pada Bulan Ramadan

- 24 Mei 2021, 10:00 WIB
Gerbang masuk ke objek wisata Pamijahan di Bantarkalong Kabupaten Tasikmalaya yang biasana dipadati peziarah, tampak sepi saat bulan Ramadan.
Gerbang masuk ke objek wisata Pamijahan di Bantarkalong Kabupaten Tasikmalaya yang biasana dipadati peziarah, tampak sepi saat bulan Ramadan. /Foto : Istimewa

Sehingga warga pribumi dalam menghadapi bulan Ramadhan kembali seperti semula. Yaitu melakukan penutupan toko yang dimulai pada dua hari sebelum memasuki bulan Ramadhan.

Sebagaimana yang disebutkan, dengan ditutupnya toko ini digunakan sebagai waktu istirahat warga pribumi. Selain untuk beristirahat, selama bulan Ramadhan warga pribumi mengisi waktu dengan melakukan kegiatan-kegiatan yang diadakan dari skala ke Rt-an sampai ke skala Desa.

Sehingga selama bulan Ramadhan juga diisi dengan kegiatan yang bermanfaat. “Penutupan toko di Pamijahan ini memang selalu dilakukan di setiap bulan Ramadhan. Kalau bermulanya itu pada saat di Pamijahan ini akses jalan aspal bisa ditempuh sekitar tahun 1985. Sehingga keadaan sudah agak ramai dan banyaknya warga yang membuka warung, yang pada saat itu baru dimulai dengan warung antai," terang Pak Ajid (55) salah satu tokoh di Pamijahan. 

Dengan diaspalnya jalan ke Pamijahan membuat bus-bus bisa masuk sampai ke Pamijahan dan semakin banyaknya orang yang berdatangan ke Pamijahan. Sehingga warga pribumi memanfaatkan hal tersebut dengan membuka toko atau warung untuk mencari nafkah.

Warung-warung penjual berbagai pernak pernik dan oleh-oleh di objek wisata Pamijahan, Kecamatan Bantarkalong Kabupaten Tasikmalaya tampak tutup selama bulan Ramadan.
Warung-warung penjual berbagai pernak pernik dan oleh-oleh di objek wisata Pamijahan, Kecamatan Bantarkalong Kabupaten Tasikmalaya tampak tutup selama bulan Ramadan. Foto : Istimewa
“Penutupan toko ini kemauan dari masing-masing, tidak ada perintah untuk menutup toko. Karena orang di Pamijahan memanfaatkan bulan Ramadhan ini untuk lebih mendekatkan diri kepada Allah SWT dan juga untuk beristirahat, begitupun juga dengan aktifitas pariwisata di Pamijahan semuanya berhenti. Kecuali yang tidak tutup itu warung sembako, karena kita butuh selama bulan Ramadhan” tambah Pak Ajid.

Menurut keterangan dari salah satu pegawai portal masuk Pamijahan, Bapak Iyep (28), jumlah pengunjung yang berdatangan ke Pamijahan pada saat situasi normal bisa mencapai kurang lebih 60 bus yang berdatangan di setiap minggunya. "Dan bisa berliptaganda peningkatan ketika di waktu libur," tambah Iyep.

Dapat dilihat dengan banyaknya pengunjung yang berdatangan ke Pamijahan sehingga salah satu mata pencaharian yang banyak dilakukan warga adalah berdagang. “Untuk di bulan Ramadhan sendiri, kegiatan pariwisata ditutup, portal masuk ke Pamijahan juga tutup dan kami pegawai selama satu bulan ini libur, tetapi hanya atasan kami saja yang datang meninjau portal untuk melakukan absensi," terangan Iyep.

Aktivitas kembali berjalan seperti biasanya pada saat setelah Idul Fitri. Aktivitas seperti perdagangan dan pariwisata kembali dibukan sehingga pada sesudah Idul Fitri orang-orang kembali berdatangan untuk berziarah ke makam Syekh H. Abdul Muhyi. (ilham mohammad fahrul rozy)***

Halaman:

Editor: Heriyanto Retno


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah