Fakta Unik dan Menarik dari Objek Wisata Pamijahan, Selalu Tutup pada Bulan Ramadan

- 24 Mei 2021, 10:00 WIB
Gerbang masuk ke objek wisata Pamijahan di Bantarkalong Kabupaten Tasikmalaya yang biasana dipadati peziarah, tampak sepi saat bulan Ramadan.
Gerbang masuk ke objek wisata Pamijahan di Bantarkalong Kabupaten Tasikmalaya yang biasana dipadati peziarah, tampak sepi saat bulan Ramadan. /Foto : Istimewa

PORTAL BANDUNG TIMUR - Ada hal yang cukup unik dan menarik dari objek wisata budaya Pamijahan di Kecamatan Bantarkalong Kabupaten Tasikmalaya. Disetiap bulan Ramadhan tempat ziarah di Pamijahan itu sepi, lorong yang biasanya ramai hirup pikuk pendatang kini sepi, surut bagaikan bak air yang surut dan kering.

Warung-warung yang biasanya menjajakan makanan dan souvenir khas Tasikmalaya semua menutup gerainya. Ada penziarah yang datang namun hanya dua atau tiga orang saja seolah ngabuburit.

Kenapa bisa begitu? Semua pada tahu, tempat yang berada di kaki gunung Mujarod ini merupakan salah satu tempat bersejarah yang merupakan tempat tersebarnya Islam di wilayah Priangan.  Dan Syekh H. Abdul Muhyi menyebarkan agama Islam dan setelah wafatnya beliau banyak para pengikutnya berdatangan untuk berziarah ke makam Syekh H. Abdul Muhyi.

Baca Juga: Viral, Iring-iringan Sampah Tutupi Sungai Cikeruh di Kecamatan Rancaekek Kabupaten Bandung

Dan sampai sekarang juga orang-orang banyak berdatangan untuk berziarah ke makam Syekh H. Abdul Muhyi. Biasanya pada hari besar Islam banyak pengunjung yang berdatangan berziarah ke Pamijahan.

Setiap harinya juga tidak sepi dari pengunjung yang berdatangan. Namun terdapat pemandangan yang berbeda pada saat menjelang bulan Ramadhan. Dalam menghadapi bulan Ramadhan, warga pribumi Pamijahan biasanya melakukan persiapan-persiapan untuk agenda yang akan dihadapi selama bulan Ramadhan.

Persiapan yang dilakukan di Pamijahan salah satunya adalah menutup toko-toko, di mana selain bulan Ramadhan toko-toko selalu buka 24 jam di Pamijahan. Hal ini menjadi pemandangan yang menarik, di mana para wisatawan yang berziarah pada umumnya mengingat Pamijahan sebagai tempat bersejarah yang diisi dengan lingkungan yang ramai dan disuguhkan dengan berbagai macam souvenir dan oleh-oleh yang didagangkan oleh pribumi.

Baca Juga: Jenazah Buruh Migran Tiba di Rumah Duka Disambut Isak Tangis Keluarga Korban

Sedangkan pada bulan Ramadhan, warga pribumi menggunakannya sebagai waktu untuk beristirahat sehingga yang mereka lakukan adalah menutup toko mereka masing-masing. Warga pribumi akan mulai menutup toko mereka di dua hari sebelum memasuki bulan Ramadhan.

Namun pada tahun 2020 kemarin penutupan toko di Pamijahan dilakukan lebih cepat karena intruksi dari kepolisian setempat untuk mencegah menyebarnya Virus Covid-19 yang baru-baru memasuki Indonesia. Pada tahun sekarang, situasi pariwisata kembali berjalan meskipun virus Covid-19 masih belum tuntas tetapi aktivitas pariwisata di Pamijahan tetap berjalan dengan tetap mematuhi protokol kesehatan.

Halaman:

Editor: Heriyanto Retno


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah