Kuda Renggong Monoton, Untungnya Masih Tetap Digemari

- 22 Agustus 2021, 19:13 WIB
Antraksi kesenian tradisional Kuda Renggong saat berlangsung Festival Kuda Renggong yang diselenggarakan setiap tahun sebelum pandemi Covid-19.
Antraksi kesenian tradisional Kuda Renggong saat berlangsung Festival Kuda Renggong yang diselenggarakan setiap tahun sebelum pandemi Covid-19. /Portal Bandung Timur/heriyanto/

Suatu ketika, Sipan, anak juru piara kuda itu, melihat bahwa kuda  sebenarnya bisa disuruh menari jika dilatih dengan tekun. Kuda, di mata Sipan, punya sifat khas penurut.

Yakin bahwa kuda bisa dilatih, sejak tahun 1936 Sipan yang mendapat kepercayaan dari sang ayah untuk memelihara kuda Pangeran Mekah, mulai melatih kuda yang diurus ayahnya tersebut, hingga benar-benar bisa menari. Kuda menari itu, kemudian terkenal dengan sebutan kuda renggong.

“Begitulah. Kalau saja Pangeran Mekah tidak menyuruh ayah Sipan mengurus kuda di istal miliknya di wilayah Licin, Sumedang, kuda bisa menari, mungkin tidak akan tercipta,” kata Ade.

Hasil kerja keras Sipan itu, sejak 1936, di Sumedang mulai terkenal kuda renggong, selain kuda balap. Dalam perkembangannya, kuda renggong juga menyebar dan berkembang di daerah lain seperti Majalengka, Cirebon, Bandung, Subang, dan Bogor.

Atraksi seni tradisional Kuda Renggong.
Atraksi seni tradisional Kuda Renggong.
Monoton

Membanggakan, begitulah kuda renggong Sumedang, kata sebagian orang. Namun demikian, Ade Abdul Kholik, merasa khawatir terhadap perkembangan Kuda Renggong Sumedang di jaman milenial kini.

Di satu sisi, Ade Abdul Kholik memang bangga, karena kuda renggong hingga kini masih diminati. Pemkab Sumedang pun hampir setiap tahun menggelar Festival Kuda Renggong. Dalam acara-acara penting seperti Peringatan Hari Jadi Sumedang dan Agustusan pun, Kuda Renggong sering ditampilkan dalam helaran.

Ia bahkan mengaku bangga, karena belakangan, grup Kuda Renggong banyak  bermunculan di Sumedang dan daerah lainnya, seiring dengan besarnya  permintaan warga untuk nanggap atau menggelar pertunjukkannya.

Baca Juga: Gerakan #CintaKitaBersama Bentuk Solidaritas Sesama Pelaku Industri Hiburan

Permintaan tersebut, umpamanya datang dari keluarga yang mengkhitan  anaknya, atau acara syukuran lainnya. Akan tetapi, di sisi lain, setelah ia lihat dan cermati, Kuda Renggong  dari dulu hingga kini tidak ada perubahan, terutama dalam gerakan tari   yang ditampilkannya.

Halaman:

Editor: Heriyanto Retno


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x