Warga Cihideung Kabupaten Bandung Barat Tetap Akan Laksanakan Tradisi Babakti dan Irung-irung

- 10 Agustus 2021, 09:35 WIB
Sebagian masyarakat Desa Cihideung Kecamatan Parongpong Kabupaten Bandung Barat tahun lalu melakukan tradisi Babakti atau Nyalametkeun Solokan mulai dari mata air Irung-irung yang merupakan mata air sungai Citepus. Tahun ini  tradisi Babakti yang dilaksanakan setiap awal bulan Muharam hanya akan dilaksanakan sesepuh dan tokoh masyarakat saja.
Sebagian masyarakat Desa Cihideung Kecamatan Parongpong Kabupaten Bandung Barat tahun lalu melakukan tradisi Babakti atau Nyalametkeun Solokan mulai dari mata air Irung-irung yang merupakan mata air sungai Citepus. Tahun ini tradisi Babakti yang dilaksanakan setiap awal bulan Muharam hanya akan dilaksanakan sesepuh dan tokoh masyarakat saja. /Portal Bandung Timur/heriyanto/

PORTAL BANDUNG TIMUR - Dalam percakapan dengan sejumlah tokoh masyarakat Kampung Panyairan dan Kancah, Desa Cihideung Kecamatan Parongpong Kabupaten Bandung Barat, Senin 9 Agustus 2021 malam, disepakati warga akan melaksanakan tradisi Babakti atau tradisi Nyalametkeun Solokan (menyelamatkan aliran sungai) yang biasa dilaksanakan setiap bulan Muharam, hitungan bulan Islam. Tentunya ada banyak alasan kenapa tradisi Babakti dan Nyalametkeu Solokan harus  dilaksanakan di aliran sungai yang merupakan bagian dari DAS Citepus.

Entah kapan pastinya masyarakat Desa Cihideung Kecamatan Parongpong Kab. Bandung Barat, menggelar Tradisi Babakti dan Nyalametkeun Solokan. Tradisi memelihara mata air  berikut saluran air sejak dari mata air hingga ke perkampungan, telah dilakukan turun temurun sejak kakek nenek mereka, puluhan dan bahkan mungkin ratusan tahun lalu.

“Sangat berbeda sekali antara dulu dan sekarang. Dulu mata air yang dikenal dengan Irung-irung (hidung) karena ada dua membentuk kolam atau seke (danau kecil) sekarang hanya menyisakan sedikit kolam penampungan dan langsung dialirkan ke perkampungan,” ujar Abah Ato salah seorang sesepuh Cihideung.

Baca Juga: Covid-19 Kota Bandung, Sudah 32.349 Orang Pasien Sembuh dan 1.325 Orang Meninggal

Selain kondisi sekitar lingkungan mata air Irung-irung di Lebak Cikahuripan yang kian menyempit, masyarakat yang terlibat dalam kegiatan membersihkan mata air dan saluran air semakin sedikit. “Dulu ditahun 1970-an bukan hanya masyarakat Parongpong dan Cisarua (Lembang) saja, tetapi juga masyarakat Ledeng dan Gegerkalong yang berladang dan bertani ikut membersihkan, sekarang hanya ratusan orang itupun yang berprofesi sebagai petani dan pedagang bunga karena sangat tergantung air untuk tanaman,” terang Bah Ato.

Penduduk Desa Cihideung terus bertambah dan pemukiman semakin padat, bahkan rumah makan dan hotel juga terus tumbuh. Mereka semua sangat tergantung pada keberadaan air di DAS Citepus yang bersumber dari Irung-irung, tapi untuk sekedar memelihara melalui tradisi yang dilaksanakan setiap bulan Muharam atau bulan awal tahun Islam, mereka sudah kurang dan bahkan tidak memiliki kepedulian.

Hal senada disampaikan Yanto Susanto, tokoh masyarakat yang juga pemilik sanggar seni Kalang Kamuning, bahwa tradisi Babakti dan Nyalametkeun Solokan dari tahun ke tahun semakin kurang didukung masyarakatnya. “Tapi anehnya puncak dari kedua tradisi berupa Festival Cihideung selalu membludak dan masyarakat dari luar desapun turut terlibat,” ujar Yanto Susanto.

Baca Juga: Lagi, Tentang Pengangkatan Izedrik Emir Moeis ssebagai Komisaris PT Pupuk Iskandar Muda

Tradisi Babakti atau berbakti, menurut Yanto Susanto, merupakan kegiatan masyarakat Cihideung membersihkan mata air Irung-irung dan saluran air, sebagai bukti tanda terimakasih mereka terhadap Sang Pencipta akan limpahan air. Karena bagi masyarakat Cihideung, air merupakan sumber kehidupan yang tidak dapat dipisahkan dari keseharian mereka yang rata-rata berprofesi sebagai petani bunga.

Keberadaan air yang berasal dari mata air Irung-irung bagi masyarakat Cihideung diibaratkan sebagai nyawa kedua. Tanpa air yang cukup tanaman bunga mereka tidak akan bisa hidup, dan tanpa tanaman yang tumbuh subur maka mereka tidak akan bisa makan.

Halaman:

Editor: Heriyanto Retno


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x