Tradisi Ngambeng Kampung Cibatu, Cikarang Selatan Bekasi Masih Terjaga

- 28 Mei 2021, 08:11 WIB
Tradisi ziarah kubur pada bulan Mulud atau Ngambeng di Kampung Cibatu  Kecamatan Cikarang Selatan Kabupaten Bekasi, hingga saat ini masih terjaga dan dilakukan oleh masyarakatnya.
Tradisi ziarah kubur pada bulan Mulud atau Ngambeng di Kampung Cibatu Kecamatan Cikarang Selatan Kabupaten Bekasi, hingga saat ini masih terjaga dan dilakukan oleh masyarakatnya. /Foto : Istimewa

PORTAL BANDUNG TIMUR - Kabupaten Bekasi merupakan salah satu wilayah di Jawa Barat berbatasan dengan Provinsi DKI Jakarta yang berkembang sangat pesat. Dari sebuah wilayah agraris menjadi kawasan penyangga Kota Jakarta, terus berkembang menjadi Kota Urban dan kini telah menjadi bagian dari pengembangan Kota Metropolitan dengan hadirnya pembangunan mega proyek.

Namun meski pergeseran aspek kehidupan terus berlangsung, di salah satu perkampungan di Kabupaten Bekasi, yaitu di Kampung Cibatu Kecamatan Cikarang Selatan masih ada adat tradisi yang dipertahankan masyarakatnya. Yaitu tradisi Ngambeng.

Ngambeng adalah istilah yang dipakai masyarakat Kampung Cibatu untuk menggambarkan kegiatan ziarah kubur pada bulan Mulud atau pada bulan kelahiran Nabi Muhammad SAW. Hanya saja yang membedakan ziarah kubur pada bulan mulud dengan bulan lainnya adalah dimana pada bulan ini masyarakat Kampung Cibatu membawa berbagai makanan, dan minuman.

Baca Juga: Kedelai Kembali Naik, Pengrajin Tahu Tempe Ancam Mogok 3 Hari

Makanan yang dibawa diantaranya nasi kuning atau nasi uduk. Dan unttuk minumannya biasanya masyarakat membawa air putih, susu, kopi, dan lain-lain. Untuk nasi kuning dan nasi uduk dibawa masyarakat setempat biasanya menggunakan wadah seperti baskom yang mana dapat memuat banyak makanan.

Dalam baskom tersebut biasanya tidak hanya nasi kuning atau nasi uduk tetapi masyarakat mencampurkan nasi kuning itu daging ayam yang sudah digoreng dan di bumbui oleh kelapa (ayam serundeng) atau yang sering disebut sebagai nasi ambeng, dan tak lupa juga masyarakat membawa ayam bakakak.

Masyarakat membawa makanan ke pemakaman umum tidak hanya membawa satu baskom nasi kuning saja. Tetapi mereka membawa tiga sampai empat nasi kuning dan nasi uduk. Dan untuk minumannya biasanya menggunakan gelas kaca, namun seiring berjalannya waktu masyarakat mengganti gelas kaca itu dengan gelas plastik.  Karena lebih mudah untuk dibawa dan tidak mudah pecah.

Untuk minumannya masyarakat akan membuatnya di tempat pemakaman. Karena itu masyarakat juga pastinya membawa termos yang berisi air panas.

Baca Juga: Sehari, Dua Peristiwa Kebarakan di Kota Bandung

Menurut Ma Emsah (68) umumnya tradisi Ngambeng dilakukan oleh masyarakat yang masih menganut kepercayaan leluhur dan tradisi Ngambeng. Sebuah tradisi yang sudah dilakukan secara turun-temurun dari generasi ke generasi.

Halaman:

Editor: Heriyanto Retno


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah