Ada Banyak Hal yang Belum Diketahui Khalayak tentang Kampung Mahmud

- 26 Mei 2021, 17:45 WIB
Gerbang masuk menuju Kampung Mahmud di Desa Mekar Rahayu, Kecamatan Margaasih atau sekitar 6 km dari Kota Kabupaten Bandung, Soreang.
Gerbang masuk menuju Kampung Mahmud di Desa Mekar Rahayu, Kecamatan Margaasih atau sekitar 6 km dari Kota Kabupaten Bandung, Soreang. /Foto : Istimewa

PORTAL BANDUNG TIMUR - Berbicara Kampung Mahmud tentu begitu asing. Tidak semua orang Bandung tahu, jika tidak dan belum datang ke sana.

Namun, bila kita datang dan berkunjung serta banyak mengobrol dengan para sesepuh di Kampung Mahmud, tidak akan menyangka kalau Kampung Mahmud merupakan awal mula penyebaran Islam di Bandung.  Agama Islam yang dibawa oleh Syeikh Abdul Manaf.

Kampung Mahmud merupakan sebuah pemukiman yang didirikan pada abad ke-15 oleh Abdul Manaf. Seusai kembali dari perjalanan ibadah Haji di  Mekah,  nyambi membawa segenggam tanah. Lalu diletakan di sebuah tempat dan dibangun menjadi pemukiman bernama Kampung Mahmud.

Baca Juga: Simpang Susun Cileunyi Agar Ditata Supaya Tidak Terkesan Kumuh

Kampung Mahmud terletak di Kabupaten Bandung. Tepatnya di RW 04 Desa Mekar Rahayu, Kecamatan Margaasih atau sekitar 6 km dari Kota Kabupaten Bandung, di Soreang.

Lokasinya yang berada di perbatasan antara Bandung dan Soreang, juga berada di pinggir aliran sungai Citarum. Di sana terdapat masjid, pemukiman, kuburan dan kios-kios kecil sebagai mata pencaharian warga.

Jika dilihat menggunakan drone, kampung tersebut berada di tengah riuhnya kemacetan dan bangunan modern. Apabila hendak kesana, terasa sekali aura dan udaranya begitu sejuk, seperti berada di pedesaan yang asri, walaupun cukup risih, karena terlihat sungai Citarum yang sudah keruh.

Selain dari itu, dapat diperhatikan, warga di sana begitu ramah, santun dan murah senyum. Bahkan, ketika adzan berkumandang, mereka bergegas pergi ke masjid untuk melaksanakan sholat.

Rumah-rumah di Kampung Mahmud masih sederhana dengan rumah panggung. Walaupun sebagian terlihat sudah menggunakan rumah tembok, namun begitu bangunan di sana kebanyakan masih menggunakan kayu, hanya beberapa saja yang menggunakan bahan bangunan matrial.

Baca Juga: Dimana Sense of Crisis Itu? Pembangunan Menara Kujang Sapasang Waduk Jatigede Rp100 Miliar

Halaman:

Editor: Heriyanto Retno


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah