Di Tengah Pandemi Museum Harus Mempertahankan Koleksi

- 2 Januari 2021, 21:04 WIB
Tangkapan layar seminar daring yang bertajuk ‘Preventif itu Baik: Strategi Pengawetan Koleksi Masa Pandemi’ yang diselenggarakan Museum Nasional.   
Tangkapan layar seminar daring yang bertajuk ‘Preventif itu Baik: Strategi Pengawetan Koleksi Masa Pandemi’ yang diselenggarakan Museum Nasional.   /Dokumen Museum Nasional Indonesia/

Baca Juga: Liga Inggris, West Ham dan Manchester United Awali Tahun Baru Dengan Kemenangan

“Akan tetapi bentonit dan zeolit dapat menjadi alternatif pengganti jika silika gel sulit untuk didapat,” terang Yuni Krisnandi.

Sementara Pamong Budaya Ahli Madya Kapokja Perawatan dan Pengawetan Museum Nasional, Ita Yulita, S.Si., M.Hum., menutup seminar ‘Preventif itu Baik: Strategi Pengawetan Koleksi Masa Pandemi’, bahwasanya museum, galeri, perpustakaan memiliki kelembapan yang ideal jika ruangan berpendingin.

Jika ruangan memiliki pendingin maka kelembapan akan terjaga di bawah 40% namun jika pendingin ruangan dalam posisi mati maka kelembapan udara akan meningkat. Oleh karena itu, silika gel digunakan agar kelembapan selalu terjaga pada angka 50-60%.

Baca Juga: Menata Majalaya Harus Ada Kolaborasi Semua Stakeholder

“Jika kelembapan relatif (RH) diatas 70%, maka untuk koleksi logam akan berkarat dan jika kelembapan dibawah 50%, koleksi seperti buku dan beberapa koleksi yang terbuat dari akan menjadi sangat kering. Permasalahan tersebut dapat diatasi dengan penggunaan silika gel,” pungkas Ita Yulita. (heriyanto)***

Halaman:

Editor: Heriyanto Retno


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah