Haul Ka 38 Gan Ema Bratakoesoema di Kebun Binatang Bandung

- 21 Januari 2022, 17:03 WIB
Budayawan Jawa Barat Raden Darmawan Dajat Hardjakusumah atau yang akrab disapa Kang Acil Bimbo, saat memberikan sambutan  pada acara Haul Raden Ema Bratakoesoema (Gan Ema) ke-38 di Kebun Binatang Bandung di Jalan Tamansari Kota Bandung.
Budayawan Jawa Barat Raden Darmawan Dajat Hardjakusumah atau yang akrab disapa Kang Acil Bimbo, saat memberikan sambutan pada acara Haul Raden Ema Bratakoesoema (Gan Ema) ke-38 di Kebun Binatang Bandung di Jalan Tamansari Kota Bandung. /Portal Bandung Timur/may nurohman/

PORTAL BANDUNG TIMUR - Pada acara Haul Raden Ema Bratakoesoema (Gan Ema) ke-38 di Kebun Binatang Bandung di Jalan Tamansari Kota Bandung, ada keinginan dan harapan keberadaan Kebun Binatang Bandung untuk tetap dipertahankan. Bukan hanya keberadaan koleksi binatangnya serta pepohonannya, tapi juga nilai-nilai kesejarahan dan perjuangan yang pernah dilakukan para pejuang di Kebun Binatang Bandung.

“Keberadaan Kebun Binatang Bandung atau dulu disebut Derenten ku urang Sunda mah da teu bisa nyebut dierentuin (bahasa Belanda). Bukan hanya sebagai tempat untuk menyaksikan binatang koleksi kebun binatang saja, tapi dari cerita orang tua saya, dulu di sini tempatnya para jago pencak silat berkumpul, mereka adalah para pejuang bangsa,” ujar  Raden Darmawan Dajat Hardjakusumah atau yang akrab disapa Kang Acil Bimbo, dalam sambutannya di acara Haul Raden Ema Bratakoesoema (Gan Ema) ke-38 di Kebun Binatang Bandung di Jalan Tamansari Kota Bandung.

Karenanya Kang Acil sangat berharap Keluarga Besar Gan Ema (Ema Bratakoesoema) untuk kembalikan marwah dari Kebun Binatang Bandung. “Sayah mah pesen, omat ulah sampai leupas ka batur,” ujar Kang Acil.

Baca Juga: Zara Rutherford Wanita 19 Tahun Keliling Dunia Seorang Diri

Ditegaskan Kang Acil, jasa Gan Ema terhadap perjuangan khususnya Kota Bandung sangat besar. Apalagi dengan perjuangan mempertahankan keberadaan Kebun Binatang Bandung agar tetap bertahan sejak dilepas pemerintahan Jepang tahun 1956, atas jasa Gan Ema Bandoeng Zoological Park dibubarkan dan diganti jadi Yayasan Marga Satwa Tamansari.

Keinginan senada juga disampaikan sesepuh Jawa Barat Solihin GP dalam pernyataan tertulisnya yang disampaikan Yani Solihin GP. Pesan tersebut adalah meminta  agar bisa mengambil alih pengelolaan Kebun Binatang dari tangan orang lain dan selalu menjaga marwah kebun binatang Bandung sebagai tempat edukasi,  lembaga konservasi dan pelestarian seni budaya tradisional Sunda.  

Baca Juga: Arteria Dahlan Minta Maaf, Tagar SundaTanpaPDIP Trending di Twitter

Terhadap keinginan dan nasihat dari para sesepuh tersebut, Bisma Bratakusuma sebagai salah seorang pewaris dari keluarga Raden Ema Bratakoesoema, dirinya akan melanjutkan cita-cita Gan Ema. Terutama dalam pelestarian satwa dan tanaman yang ada di Kebun Binatang Bandung yang saat ini menjadi jantung dan paru-parunya Kota Bandung.

Tarian Ketuk Tilu Gaplek turut memeriahkan  Haul Raden Ema Bratakoesoema (Gan Ema) ke-38 di Kebun Binatang Bandung di Jalan Tamansari Kota Bandung.
Tarian Ketuk Tilu Gaplek turut memeriahkan Haul Raden Ema Bratakoesoema (Gan Ema) ke-38 di Kebun Binatang Bandung di Jalan Tamansari Kota Bandung.
"Insyaallah saya berama keluarga lainnya akan meneruskan dan melanjutkan mengelola Kebun Binatang Bandung  secara utuh untuk dijadikan tempat edukasi selain pariwisata. Juga akan mengembalikan marwah dari Kebun Binatang Bandung ini sebagai tempat pelestarian seni budaya juga," ujar Bisma Bratakusuma.

Pada acara Haul Raden Ema Bratakoesoema (Gan Ema) ke-38 turut dihadiri sejumlah tokoh seniman dan budayawan Jawa Barat. Ditampilkan kesenian Ketuk Timu dan juga pencak silat yang selama ini secara rutin selalu ditampilkan Gan Ema di Kebun Binatang Bandung. (may nurohman)***

Editor: Heriyanto Retno


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x