Begini Berpuasa di Bulan Syawal

- 23 April 2023, 06:10 WIB
Ilustrasi amalan berpuasa di bulan Syawal. Berpuasa di bulan Syawal diawali dengan menyelesaikan puasa tanggungan atau qodho kemudian berpuasa selama 6 hari berturut-turut atau selisih waktu.
Ilustrasi amalan berpuasa di bulan Syawal. Berpuasa di bulan Syawal diawali dengan menyelesaikan puasa tanggungan atau qodho kemudian berpuasa selama 6 hari berturut-turut atau selisih waktu. /Foto : Pixabay/

Ustad Didi Saefulloh juga mengutip pendapat Imam Ar Ramli tentang kenapa  mengerjakan puasa Syawal disegerakan setelah 1 Syawal dan lebih utama. “Pendapat Imam Ar-Ramli Rahimahullah mengerjakan puasa Syawal berturut-turut sehari setelah Idul Fitri lebih utama dikarenakan, lebih segera dalam melakukan ibadah dan supaya tidak bertemu dengan halangan yang membuat sulit untuk berpuasa,” ujar Ustad Didi Saefulloh.

Sebagaimana dalil tersebut ada baiknya puasa Syawal dilaksanakan setelah 1 Syawal atau pada tanggal 2 Syawal. Namun demikian bagi yang memiliki tanggungan puasa, maka pelaksanaan puasa Syawal dilakukan setelah melaksanakan Qodho atau puasa tangganggungan dan baru diperbolehkan melaksanakan puasa Syawal.

Seperti halnya mengerjakan puasa di bulan Ramadan, untuk berpuasa di bulan Syawal diawali dengan niat berpuasa.  Niat berpuasa bisa dilaksanakan malam hari sebelum tidur atau saat akan melaksanakan sholat subuh dengan niat; Nawaitu shauma ghadin ‘an ada’i sunnatis Syawwali lillahi ta‘ala,. Yang artinya; Aku berniat puasa sunnah Syawal esok hari karena Allah Taala.  

Atau bilamana terlambat terbangun dan pada pagi atau siang hari  belum berniat, maka melafalkan niat;  Nawaitu shauma hadzal yaumi ‘an adai sunnatis Syawwali lillahi ta‘ala. Yang artinya; Au berniat puasa sunah Syawal hari ini karena Allah Taala.

Berbeda dengan puasa di bulan Ramadan, untuk melaksanakan puasa di bulan Syawal dapat melaksanakan makan sahur ataupun tidak. “Namun untuk kekhusyuan sangat dianjurkan makan sahur, meskipun hanya sekedar minum dan makan alakadarnya,” ujar Ustad Didi Saefulloh. 

Hal lainnya, puasa bisa dibatalkan di tengah hari karena alasan tertentu sebelum datangnya waktu Magrib. “Rasulullah Shalallahu allaihi wassalam pernah menegur sahabatnya saat bertamu dan disuguhi makanan tapi ia menolak karena ia sedang berpuasa sunah. Nabi pun memintanya membatalkan dan mengqadhanya di lain hari. Para ulama juga berpendapat, membatalkan puasa sunah untuk menyenangkan hati atau idkhalus surur tuan rumah adalah sunnah sebagaimana perintah Rasulullah Shalallahu allaihi wassalam, dan bahkan dalam kondisi seperti ini dikatakan, pahala membatalkan puasa lebih utama daripada pahala berpuasa,” ujar Ustad Didi Saefulloh.***

Halaman:

Editor: Heriyanto Retno


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x