Ingin Dapat Jabatan Datang Ke Dukun dan Ahli Nujum? Haram!

- 8 Januari 2024, 06:15 WIB
Ilustrasi dukun.
Ilustrasi dukun. /Pixabay/Vasilijus Bortnikas /

PORTAL BANDUNG TIMUR - Istilah dukun telah dikenal oleh manusia sejak lama bahkan sejak zaman purba. Demikian pula dengan istilah tukang ramal dan ahli nujum yang meramalkan masa datang. Praktik-praktik semcam itu, telah ada berjuta-juta tahun yang lampau seiring dengan perkembangan kehidupan manusia.

Sampai sekarang, keberadaan dukun tidak dapat dipisahkan dengan kebutuhan kebanyakan orang yang ternyata masih banyak yang mempercayainya. Dukun seperti tidak bisa ditinggalkan bagi mereka yang yakin akan tahayul.

Dengan begitu, setiap punya hajat, setiap ingin punya pekerjaan, naik jabatan, ingin kesehatan, mendapat musibah, ingin keselamatan, ingin kesugihan, ingin jodo, ingin kedudukan dan lain-lain, semua akan menanyakan halnya kepada dukun.

Dosen Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung (UIN SGD), Karsidi Diningrat, dalam sebuah tulisannya menyebutkan, dalam Islam, tidak ada orang atau pihak yang mengatakan bahwa dukun dan ilmu pedukunan itu halal. Menurut dia, kesemuanya berpendapat bahwa dukun dan ilmu pedukunan adalah termasuk larangan agama.

"Tentu saja apa yang termasuk praktek pedukunan menurut masyarakat belum tentu jelek, karena mungkin ada yang diperlukan oleh masyarakat, umpamanya bila hal itu berhubungan dengan sesuatu yang bisa menyelesaikan masalah," katanya.

Namun bila telah disebut nama dukun, lanjut dia, maka assosiasi kita telah terpancang dengan segala praktek yang bercampur dengan serba gaib, syetan, tahayul, khurafat dan sebangsanya, bahkan sampai kepada segala sihir. "Tentu saja walaupun tidak semua salah menurut masyarakat umumnya, namun bila diteliti dan disesuaikan dengan dalil-dalil dari Al-Qur’an dan sunnah Rasul, hal itu tidaklah benar, disebut dengan syirik dan haram," jelasnya.

Ia mengatakan, Allah subhanahu wa Ta’ala telah berfirman dalam QS. Al-Isra’, 17:36 yang artinya, dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya.

Sedangkan dalam firman-Nya yang lain tepatnya dalam QS. Al-Hujurat, 49: 12, lanjut Karsidi Diningrat disebutkan, jauhilah banyak dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu dosa.

Dan dalam ayat yang lainnya lagi , yakni QS. Al-Jinn, 72: 26-27 juga dinyatakan, Dia Mengetahui yang gaib, tetapi Dia tidak memperlihatkan kepada siapa pun tentang yang gaib itu. Kecuali kepada rasul yang diridhai-Nya, maka sesungguhnya Dia mengadakan penjaga-penjaga (malaikat) di depan dan dibelakangnya.***

Editor: Andriansyah Andrie


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x