Hukum Mendatangi Dukun dalam Pandangan Agama Islam

- 8 Januari 2024, 07:15 WIB
Penjelsan Mempercayai Dukun Menurut Pandangan Islam, Berikut Hukumnya
Penjelsan Mempercayai Dukun Menurut Pandangan Islam, Berikut Hukumnya /

PORTAL BANDUNG TIMUR - Barang siapa mendatangi dukun atau paranormal lalu ia mempercayai apa yang ia katakan, maka ia telah kafir kepada apa yang diturunkan kepada Muhammad. Demikian Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam telah bersabda dalam sebuah hadits yang diriwayatkan Abu Daud.

Ada juga dalam hadits yang lain diriwayatkan Muslim disebutkan, barang siapa yang mendatangi dukun lalu menanyakan sesuatu, niscaya salatnya tidak akan diterima selama empat puluh malam. lalu dalam riwayat yang lainnya lagi, diiwayatkan Abu Dawud disebutkan, Barang siapa yang mengambil satu bagian dari ilmu nujum, maka ia telah mengambil satu bagian dari sihir.

Dosen Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung (UIN SGD), Karsidi Diningrat menuliskan, pada hakekatnya orang yang bila ada sesuatu kesulitan lantas lari kepada dukun dan tahayul, bahkan hal inilah sumber kelemahan jiwa. Kembali kepada hal yang tidak rasional, tidak masuk akal, dan jiwanya diserahkan kepada alam tahayul. Dengan demikian, maka dia tidak mempunyai kepribadian yang kuat. Dan akhirnya dia mudah kena sugesti orang lain.

Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam telah bersabda, “Dan di dalam Kitab Shahih Al-Bukhari, dari Nabi Saw., bahwa beliau pernah ditanya tentang tukang-tukang tebak atau dukun (atau tukang-tukang tenung), maka sabdanya, “Mereka itu tidak ada apa-apa.” Lalu para sahabat bertanya, “Ya Rasulullah, bahwa mereka itu menceritakan sesuatu terkadang terjadi benar.” Maka sabda Rasulullah Saw., “Hal itu adalah perkataan dari yang hak (Allah, yang disambar oleh seorang jin (atau syetan) lalu ditiupkannya (dipatokan) di dalam telinga pembantunya (yaitu para dukun-dukun) seperti tiupan (atau patokan) ayam betina, lalu mereka campurkan perkataan yang benar itu dengan kedustaan lebih dari seratus.” (HR. Bukhari).

Maka peristiwa yang terjadi pada para dukun adalah para syetan dan bala tentaranya mencari rahasia gaib ke atas langit atau rahasia gaib yang diketahui dari hasil operasinya di dunia ini atas peristiwa yang dialami manusia (di dalam batas-batas kemampuannya). Setelah rahasia itu dimilikinya, maka hal itu dilangsungkannya kepada sang dukun atau para dukun prewangan lantaran syetan yang menjadi rewangnya dukun (syetan yang menjadi sahabat manusia).

Arti prewangan ialah orang yang melakukan praktek pedukunan atau orang yang mempunyai kepandaian menebak dengan jalan mendapat bantuan dari roh halus. Si Fulan adalah seorang dukun prewangan. Artinya si Fulan di dalam menjalankan ilmu pedukunan atau mempraktekannya pedukunan dengan jalan bersahabat dengan roh halus, mendapat bantuan dari roh halus.

Para dukun itu mengandalkan jin untuk memindah dan mengetahui berita. Ada kalanya mencuri pendengaran dan ada kalanya berasal dari qarin seseorang karena di antara keduanya terdapat integritas dan persaudaraan. Dalam hal ini Syaikh Muhammad Hamid al-Faqiy mengatakan bahwa sebenarnya hal itu merupakan persaudaraan dari roh syetan yang mendampingi orang (qarin) dengan roh temannya dari manusia yang jahat. Mereka saling memanggil dan syetan berkata dengan qarin tadi mengenai berita yang ia senangi yang ia terima dari qarin manusia yang lain, begitu seterusnya.***

Editor: Andriansyah Andrie


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x