Andiani, Guguran Awan Panas Masih Mengancam Masyarakat Diingatkan Tetap Waspada

- 7 Desember 2021, 18:14 WIB
Aktivitas  vulkanik Gunung Semeru di Lumajang Jawa Timur hingga Selasa 7 Desember 2021 masih terjadi.
Aktivitas vulkanik Gunung Semeru di Lumajang Jawa Timur hingga Selasa 7 Desember 2021 masih terjadi. /Foto : Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi/

PORTAL BANDUNG TIMUR - Gunung Semeru masih berpotensi keluarkan awan panas guguran dan banjir lahar akibat saat terjadi erupsi. Petugas di lapangan serta masyarakat diperingatkan untuk menghindari daerah-daerah yang merupakan ancaman guguran awan panas.

Sepanjang Selasa 7 Desember 2021 Gunung Semeru di Kabupaten Lumajang Jawa Timur masih terus mengepulkan asap putih tebal. Kepulan asap menyertai material vulkanik yang keluar dari kawah Gunung Semeru tampak jelas karena cuaca di kawasan Gunung Semeru tampak cerah dengan langit biru.

“Kondisi pada hari ini sangat jauh berbeda dengan kondisi pada Sabtu (4 Desember) hingga Senin (6 Desember), kawasan Gunung Semeru tampak cerah hingga aktivitas Gunung Semeru dapat terlihat jelas.  Namun demikian masyarakat harus tetap waspada, karena hingga kemarin (Senin 6 Desember), hasil pemantauan kami, menunjukkan Gunung Semeru sejak pukul 00.00 WIB hingga 12.00 WIB mengalami erupsi sebanyak dua kali," ujar Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Andiani, dalam keterangan persnya secara virtual di  di kanal Youtube Kementerian ESDM.

Baca Juga: PPKM Level 3 Urung Dilaksanakan, Indonesia Sudah Lebih Siap Hadapi Musim Libur Nataru

Pada Senin 6 Desember erupsi Gunung Semeru terjadi  sekitar pukul 04.00 dini hari dan sekitar pukul 09.00 WIB. Erupsi masih menyebabkan terjadinya awan panas guguran yang perlu diwaspadai.

Dikatakan Andiani, pasca erupsi besar Gunung Semeru Sabtu 4 Desember 2021, Gunung Semeru masih ada potensi terjadinya awan panas guguran dan banjir lahar akibat erupsi Gunung Semeru.  "Terjadi awan panas guguran dengan jarak luncur antara 2,5-4 km, sehingga kami menyatakan agar masyarakat atau warga menghindari daerah-daerah yang merupakan ancaman guguran awan panas," ujar  Andiani.

Disampaikan Andiani, seluruh masyarakat dan juga personil petugas dilapangan harus meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi kejadian awan panas guguran yang sewaktu-waktu dapat terjadi. “Karena kami  tidak dapat memprediksi kapan awan panas guguran kembali terjadi, kami terus melakukan monitoring lebih lanjut terkait hal ini,” ujar Andiani.

Baca Juga: Sudah Tradisi, Pilkades Usai Perangkat Desa Siap-siap Diberhentikan Sepihak Kades Terpilih

Gunung Semery di  Kabupaten Malang dan Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, mengalami erupsi Sabtu 4 Desember 2021, sekitar pukul 15.30 WIB. Akibat erupsi yang terjadi berdasarkan data BPBD Jawa Timur  hingga Senin 6 Desember 2021 tercatat ada 22 korban meninggal dunia, 69 orang mengalami luka berat dan ratusan orang mengalami luka ringan akibat terkena guguran awan panas maupun tertimpa material bangunan rumah.

Hingga kini tim gabungan dari BNPB, TNI, Polri dan berbagai instansi serta lembaga dan organisasi masih terus melakukan pencarian korban yang tertimbun abu vulkanik Gunung Semeru. Tim disebar di sejumlah titik di wilayah Kecamatan Pronojiwo dan Candipuro di Kabupaten Lumajang yang paling parah terkena dampak erupsi Gunung Semeru. (heriyanto)***

Editor: Heriyanto Retno


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah