Gunung Semeru Terus di Pantau, Kamera Termal Akan di Tambah

- 17 Desember 2021, 19:00 WIB
Gunung Semeru di perbatasan Kabupaten Malang dan Lumajang Jawa Timur saat mengeluarkan material.  Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral  akan menambah kamera termal untuk memantau aktivitas Gunung Semeru.
Gunung Semeru di perbatasan Kabupaten Malang dan Lumajang Jawa Timur saat mengeluarkan material. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral akan menambah kamera termal untuk memantau aktivitas Gunung Semeru. /Foto : Magma Indonesia/

PORTAL BANDUNG TIMUR - Gunung Semeru di perbatasan Kabupaten Malang dan Lumajang Jawa Timur hingga kini masih menunjukan aktivitas erupsi disertai awan panas guguran.  Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (KemenESDM) berencana menambah kamera termal untuk memantau setiap perkembangan Gunung Semeru.

Hal tersebut disampaikan langsung Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif, bahwa pihaknya akan melengkapi peralatan pengamatan aktivitas Gunung Semeru. "Baru satu alat kamera termal yang dipasang untuk mendeteksi panas di Besuk Kobokan, jadi kalau ada luncuran awan panas bisa diketahui temperatur suhunya," ujar Arifin Tasrif saat memantau langsung kondisi Gunung Semeru di Pos Pengamatan Gunung Api (PPGA) Semeru di Gunung Sawur, Desa Sumberwuluh, Kecamatan Candipuro, Kabupaten Lumajang, Provinsi Jawa Timur, Jumat 17 Desmeber 2021.

Pemasangan kamera termal untuk memantau titik panas, menurut Arifin Tasrif di pandang perlu agar potensi luncuran awan panas guguran bisa terdeteksi lebih dulu. "Peralatan di PPGA Semeru di Gunung Sawur sudah digital dan di sana Curah Kobokan masih analog, tapi real time, sehingga sesuai standar semua," terang Arifin Tasrif.

Baca Juga: Wiku, Kebijakan Penanganan Covid-19 Berubah-ubah Menunjukan Komitmen Pemerintah Lindungi Rakyat

Sementara terkait empat alat seismograf yang terpasang di Sungai Curah Kobokan, Desa Supiturang, Kecamatan Pronojiwo, dan di PPGA Semeru di Gunung Sawur menurut Arifin Tasrif, sudah cukup untuk memantau pergerakan debit air yang turun dari Gunung Semeru.

Dikatakan Arifin Tasrif, sejauh ini masih belum ada peralatan yang bisa mendeteksi kapan sebuah gunung api akan meletus. “Namun suatu saat aktivitasnya akan menumbuhkan getaran tinggi, kadang gunung bisa tidur lama, tiba-tiba meletus, sehingga hal tersebut harus diwaspadai," ujar Arifin Tasrif.

Baca Juga: Mengerikan, Omicron Berlipat Ganda Hanya Dalam Dua Hari Landa Inggris

Dikatakan Arifin Tasrif, dengan masih terjadi aktivitas Gunung Semeru, saat ini statusnya telah dinaikan dari Level II (waspada) menjadi Level III (siaga).  “Saya meminta daerah-daerah yang sudah dipetakan dalam zona merah atau bahaya juga menjadi perhatian, tidak ada aktivitas masyarakat dalam radius yang sudah ditentukan,” ujar Arifin Tasrif.

Ditambahkan Arifin Tasrif, sejak erupsi Gunung Semeru pada 4 Desember 2021 hingga kini telah memuntahkan 8 juta kubik pasir yang turun dan menyumbat aliran sungai. “Bisa disaksikan, karena aliran tersumbat lahar yang turun dari puncak Semeru tidak bisa melalui aluran sungai hingga berdampak pada meluasnya lahar ke wilayah permukiman,” pungkas Arifin Tasrif. (heriyanto)***

Editor: Heriyanto Retno


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x