Omicron Dalam Sepekan Naik 8X Lipat, dari 7.900 Kasus Jadi 62.342 Kasus

- 22 Desember 2021, 01:35 WIB
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin saat memberikan keterang pers secara virtual tentang kasus varian Omicron yangg meningkan delapan kali lipat.
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin saat memberikan keterang pers secara virtual tentang kasus varian Omicron yangg meningkan delapan kali lipat. /Tangkapan layar Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat/

PORTAL BANDUNG TIMUR - Kasus Covid-19 varian Omicron secara global dalam sepekan terakhir, terjadi peningkatan signifikan. Peningkaran kasus Omicron global meningkat sekitar delapan kali lipat dari 7.900 kasus menjadi 62.342 kasus.

“Untuk itu, pemerintah terus melakukan berbagai upaya untuk mengantisipasi lonjakan kasus varian baru tersebut. Dengan bantuan TNI, Polri, dan Kemendagri akan memperkuat proses surveilans dan juga karantina di pintu masuk-pintu masuk laut dan darat,” terang Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin yang dikutip Portal Bandung Timur dalam siaran pers yang disiarkan secara virtual dan di tayangkan dalam YouTube Sekretariat Kabinet.

Dalam keterangannya disampaikan Menkes Budi Gunadi Sadikin,  tingkat positivity rate pelaku perjalanan yang masuk melalui jalur darat dan laut cenderung lebih tinggi dibandingkan dengan jalur udara. “Dalam seminggu terakhir terjadi peningkatan pelaku perjalanan luar negeri yang cukup tinggi di seluruh pintu masuk,” ujar Budi Gunadi Sadikin.

Baca Juga: Vaksinasi Anak Siswa SDN Sukaraja Kota Bandung Disaksikan Ibu Iriana Joko Widodo dan Ibu Wury Ma’ruf Amin

Dikatakan Budi Gunadi Sadikin, hal tersebut sudah di amati “Semua kita tes PCR dan genome sequencing, ternyata pintu masuk laut dan pintu masuk darat jauh lebih tinggi positivity rate-nya dibandingkan pintu masuk udara,” ujar Budi Gunadi Sadikin.

Selain dengan tes whole genome sequencing (WGS), menurut Budi Gunadi Sadikin, Kemenkes juga menggunakan tes PCR dengan metode S gene target failure (STGF) yang dapat lebih cepat mendeteksi varian Covid-19.

“Tes PCR dengan SGTF berfungsi sebagai marker jadi tidak 10 persen seperti WGS tapi kemungkinan besar bisa mendeteksi Omicron dalam waktu 4-6 jam saja, sedangkan WGS membutuhkan 3-5 hari,” jelas Budi Gunadi Sadikin.

Baca Juga: Wow, Sahrul Gunawan Naiki Gunung dan Arungi Lautan Sampah di Pasar Banjaran Kabupaten Bandung

Ditegaskan Budi Gunadi Sadikin terkait kasus Omicron yang sudah terdeteksi di Indonesia, bahwa semua kasus tersebut berasal dari luar negeri atau imported case.  “Sekarang kita sudah bisa mengonfirmasi bahwa tenaga kebersihan tersebut kenanya pada tanggal 8 Desember berasal dari pelaku perjalanan luar negeri seorang wanita Indonesia yang datang pada tanggal 27 November dari Nigeria. Jadi sudah terbukti bahwa semua kasus yang ada di Indonesia adalah imported case,” ujar Budi Gunadi Sadikin.

Pengetatan pintu kedatangan negara pun dilakukan pemerintah untuk mencegah adanya kasus imported case terutama varian Omicron. “Perlu kita perketat kedatangan luar negeri kita dan karantina kita agar kasus-kasus yang datang dari Nigeria, yang datang dari London, yang datang dari Guyana, Amerika ini bisa terus kita jaga,” pungkas Budi Gunadi Sadikin. (heriyanto)***

Editor: Heriyanto Retno


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x