Ada 824 Orang Penderita TBC di Indonesia, Belum Diketahui Nama dan Alamatnya

- 12 September 2022, 07:18 WIB
Ilustrasi TBC . Penderita TBC di Indonesia di duga mencapai 824 riubu orang.
Ilustrasi TBC . Penderita TBC di Indonesia di duga mencapai 824 riubu orang. /pixabay/dgj/

PORTAL BANDUNG TIMUR - Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin  mengatakan kasus Tuberculosis (TBC) di Indonesia diduga ada 824 ribu orang. Pada tahun 2024 sebanyak 90 persen penderita TBC di nIdonesia harus diketahui nama dan alamatnya.

“Ha ini dilakukan melalui pembenahan upaya surveilans. Dari (perhitungan) 824 ribu penderita TBC, saya minta di 2024 sebanyak 90% harus sudah terdeteksi by name by adress. Kita sekarang ingin strategi surveilansnya yang baik dan benar,'' ujar Menkes Budi Gunadi Sadikin pada acara Indonesia Tuberkulosis International Meeting (INA TIME) 2022 ke 4 dalam sambutannya yang disampaikan secara virtual.

Kepada seluruh jajaran kesehatan Budi Gunadi Sadikin meminta  untuk memprioritaskan pencarian para penderita TBC. “Sehingga 90 persen dari jumlah itu dapat terdeteksi di tahun 2024,” ujar Budi Gunadi Sadikin.

Baca Juga: Topeng Klana dan Ketuk Tilu di Tong Tong Fair Den Haag Belanda Disambut Antusias

Dikatakan Menkes Budi Gunadi Sadikin, pihaknya sudah membuat protokol yang baru, kerja sama dengan berbagai asosiasi dan organisasi profesi. Termasuk juga mendorong dana Global Fund agar terealisasi lebih cepat.

''Prinsip penyakit menular adalah kita harus tahu di mana mereka dan kita harus selamatkan mereka. Hal ini menjadi tugas pertama yang paling prioritas,''tegas  Menkes Budi Gunadi Sadikin.

Sebagai upaya pencegahan dan pengobatan menurut Budi Gunadi Sadikin, harus lebih cepat mengetahui jenis varian bakteri TBC yang menyerang seseorang. Hal itu bisa dilakukan dengan alat genome sequencing yang terus dikembangkan.

Baca Juga: Mangkuk Ikonik Ayam Jago Merah Jadi Google Doodle Hari ini

Dalam waktu dekat menurut Budi Gunadi Sadikin, akan dilaksanakan pilot project genome sequencing mobile.  Dimana saat ini sudah tersedia genome sequencing baru seukuran handphone.

“Sehingga pendeteksian varian bakteri bisa dilakukan dengan cepat, dan pasien bisa segera diberi obat yang tepat. Dengan demikian kita bisa kasih paket pengobatannya itu yang benar-benar cocok dengan pasien,'' ujar  Menkes Budi Gunadi Sadikin.

Halaman:

Editor: Heriyanto Retno


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah