Berdasarkan lokasi pusat gempa bumi, kedalaman, data mekanisme sumber dari BMKG, maka kejadian gempa bumi tersebut berasosiasi dengan aktivitas sesar aktif di Laut Jawa. Berdasarkan pola struktur geologi Pulau Jawa (Pulunggono dan Martodjojo, 1994) diperkirakan terdapat sesar berarah relatif timur laut barat daya yang merupakan Pola Meratus yang merupakan sesar tua atau Pra Tersier hingga Tersier dan diperkirakan mengalami reaktivasi.
Baca Juga: Gempa Bumi Magnitudo 5.7 Guncang Pacitan Jawa Timur
Sementara untuk dampak yang ditimbulkan gempa bumi, hingga laporan ini dibuat menurut informasi dari media online, kejadian gempa bumi ini telah mengakibatkan kerusakan berupa Masjid Salihin di Kecamatan Sangkapura, Pulau Bawean, Kabupaten Gresik. Guncangan gempa bumi di Pulau Bawean diperkirakan pada skala intensitas IV hingga V MMI atau Modified Mercally Intensity.
Menurut data BG, Pulau Bawean terletak pada Kawasan Rawan Bencana (KRB) gempa bumi rendah. Kejadian gempa bumi tersebut tidak menimbulkan tsunami meskipun lokasi pusat gempa bumi terletak di laut, karena tidak mengakibatkan terjadinya deformasi dasar laut yang dapat memicu terjadinya tsunami.
Menurut data BG potensi tinggi tsunami di garis pantai atau tsunami height pulau Bawean tergolong rendah yaitu kurang dari 1 m.
Terhadap pasca kejadian, PVMBG Badan Geologi menghimbau masyarakat untuk tetap tenang, mengikuti arahan serta informasi dari petugas BPBD setempat. Jangan terpancing oleh isu yang tidak bertanggung jawab mengenai gempa bumi dan tsunami. Masyarakat agar tetap waspada dengan kejadian gempa bumi susulan, yang kekuatannya lebih kecil.
Pulau Bawean dan daerah pantai utara Provinsi Jawa Timur tergolong rawan bencana gempa bumi. Oleh karena itu direkomendasikan agar ditingkatkan upaya mitigasi bencana gempa bumi melalui mitigasi struktural dan mitigasi non struktural.
Kejadian gempa bumi ini diperkirakan tidak berpotensi mengakibatkan terjadinya bahaya ikutan atau collateral hazard seperti retakan tanah, gerakan tanah dan likuefaksi.***