Saking Taat Aturan PPKM Darurat Jawa dan Bali, Hasil Bumi Cianjur Selatan Menumpuk Tidak Terangkut

- 16 Juli 2021, 06:54 WIB
Kepala Dinas Komunikasi Informatika Persandian dan Statistik Kabupaten Cianjur sekaligus Koordinator Monitoring PPKM Darurat Jawa dan Bali wilayah selatan, Tedi Artiawan tengah mencari solusi menumpuknya komoditas hasil bumi warga di Cianjur wilayah selatan yang tidak terangkut akibat pelaksanaan PPKM Darurat Jawa dan Bali.
Kepala Dinas Komunikasi Informatika Persandian dan Statistik Kabupaten Cianjur sekaligus Koordinator Monitoring PPKM Darurat Jawa dan Bali wilayah selatan, Tedi Artiawan tengah mencari solusi menumpuknya komoditas hasil bumi warga di Cianjur wilayah selatan yang tidak terangkut akibat pelaksanaan PPKM Darurat Jawa dan Bali. /Portal Bandung Timur/dani jatnika/

PORTAL BANDUNG TIMUR - Kesadaran masyarakat Kabupaten Cianjur wilayah selatan sangat tinggi terhadap pelaksanaan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat Jawa dan Bali. Namun dampak pelaksanaan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat Jawa dan Bali berbagai komoditas hasil bumi masyarakat di Kabupaten Cianjur wilayah selatan tidak terangkut.

Disampaikan Koordinator Monitoring PPKM Darurat Wilayah Selatan, Tedi Artiawan, bahwa hasil evaluasi monitoring selama berlangsungnya pelaksanaan PPKM Darurat Jawa dan Bali di wilayah selatan Kabupaten Cianjur masyarakat sudah menyadari pentingnya memakai masker saat beraktivitas diluar rumah. ”Namun dampak PPKM Darurat Jawa dan Bali juga sangat dirasakan masyarakat terutama pelaku usaha,” terang Tedi Artiawan yang juga Kepala Dinas Komunikasi Informatika Persandian dan Statistik Kabupaten Cianjur, Jumat 16 Juli 2021 pagi.

Dikatakan Tedi Artiawan dengan diberlakukannya PPKM Darurat Jawa dan Bali, di wilayah selatan Kabupaten Cianjur dalam hal roda perekonomian masyarakat, terutama perputaran distribusi komoditas produksi hasil bumi. "Ada beberapa bahan konsumsi yang memang masih menumpuk di tempat-tempat penampungan tidak bisa dibawa keluar daerah untuk dijual. Seperti pisang, beras, dan gula merah. Akibatnya pemilik merugi," ujar Tedi Artiawan. 

Baca Juga: Usai Pungli, Makam Pasien Covid-19 Ditembok Ramaikan TPU Cikadut Melanggar Perda Nomor 3 Tahun 2017

Menumpuknya beragam komoditas hasil bumi dan produksi masyarakat menurut Tedi Artiawan dipicu pembatasan mobilitas. “Pasalnya, berbagai komoditas tersebut banyak dipasarkan ke sejumlah kota besar seperti Bandung ataupun Jakarta,  hal ini saking taat dan patuhnya warga di Cianjur selatan melaksanakan PPKM Darurat Jawa dan Bali,” ujar Tedi Artiawan.

Terkait dengan permasalahan tersebut, menurut Tedi Artiawan pihaknya segera berkoordinasi dengan sejumlah perangkat daerah dan instansi taktis lainnya. Pihaknya berupaya mencari solusi agar produksi hasil bumi dari wilayah Cianjur selatan bisa terdistribusikan ke berbagai daerah.

Baca Juga: Layani Pembeli Makan, Penjual Baso di Denda  Rp200 Ribu

"Hasil bumi ataupun produksi komoditas pangan dari selatan ini kebanyakan diambil langsung pemesannya. Tapi sekarang selama PPKM darurat ada pembatasan mobilitas, sehingga jadi tersendat dan banyak menumpuk di tempat penampungan. Mudah-mudahan segera ada solusinya dengan demikian roda perekonomian pun akan berjalan dengan baik,” pungkas Tedi Artiawan. (dani jatnika)***

Editor: Heriyanto Retno


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah