Dispernakan KBB Berupaya Sembuhkan 3.827 Ekor Ternak PMK

- 16 Juni 2022, 06:10 WIB
Peternak sapi perah di Desa Jayagiri Lembang Kabupaten Bandung Barat tengah memerah. Kasus hewan ternak terkena Penyakit Mulut dan Kuku di Kabupaten Bandung Barat terus bertambah.
Peternak sapi perah di Desa Jayagiri Lembang Kabupaten Bandung Barat tengah memerah. Kasus hewan ternak terkena Penyakit Mulut dan Kuku di Kabupaten Bandung Barat terus bertambah. /Portal Bandung Timur/heriyanto/

PORTAL BANDUNG TIMUR - Kasus hewan ternak terkena wabah Penyakit Mulut dan Kuku di Kabupaten Bandung Barat menjelang Idul Adha terus bertambah. Tersebar di 14 wilayah Kecamatan di Kabupaten Bandung Barat hingga kini mencapai 3.827 ekor hewan yang terkena PMK

“Memang untuk yang terkena PMK sudah banyak yang sembuh, tapi yang kembali terkena PMK terus bertambah dan meningkat. Kasusnya sudah menyebar di 14 wilayah Kecamatan di Kabupaten Bandung Barat,” terang Kepala Dinas Perikanan dan Peternakan (Dispernakan), Kabupaten Bandung Barat, Undang Husni Tamrin, kepada wartawan.

Berdasarkan hasil penelusuran Dispernakan Kabupaten Bandung Barat dan hasil uji pemeriksaaan laboratorium di Balai Veteriner Subang, Kementerian Pertanian (Kementan), jumlah hewan ternak yang terkena PMK paling banyak menyerang sapi perah. Tercatat 3.198 ekor sapi perah yang terkena PMK, kemudian sapi potong 610 ekor dan domba sebnyak 21 ekor.

Baca Juga: Cek Harga Tiket Persib Bandung vs Persebaya Surabaya di GBLA dan Cara Pemesanan

Berbagai upaya penanganan menurut Undang Husni Tamrin, terus dilakukan jajarannya untuk memitigasi risiko kesehatan hewan dan lingkungan serta pengaruh akibat wabah PMK. “Kami terus melakukan mitigasi risiko kesehatan hewan dan lingkingan serta pengaruhnya, apalagi menjelangIdul Adha, untuk memastikan kondisi hewan kurban sehat dan aman dikonsumsi,” tambah Undang Husni Tamrin.

Bahkan langkah strategis yang dilaksanakan Dispernakan dalam beberapa pekan ini menurut Undang Husni Tamrin, pihaknya melakukan  koordinasi dengan TNI/Polri, Balai Inseminasi Buatan, Balai Veteriner Subang, serta Asosiasi Bandar dan Pedagang Daging.

Selain melakukan pengawasan lalu lintas hewan, juga melakukan biosecurity, dekontaminasi, penelusuran, dan pengobatan supportif pada hewan ternak.

“Bahkan pekan ini kami akan intensif melakukan vaksinasi dan upaya pemulihan produktivitas ternak, bila vaksin PMK sudah tersedia. Meskipun hewan ternak PMK tidak menular pada manusia tapi pada hewan ternak PMK jika dibiarkan, gejala beratnya bisa berdampak kuku hewan melepuh sampai terlepas, tidak bisa jalan, tubuh kurus, dan dapat menyebabkan kematian," ujar Undang Husni Tamrin.

Ditambahkan Undang Husni Tamrin, di Kabupaten Bandung Barat tingkat kematian akibat PMK masih sangat rendah 2 hingga 3 persen dari populasi hewan ternak. Sedangkan tingkat kesembuhan cukup tinggi yakni hingga 95 persen jika ditangani dengan cepat dan tepat. (may nurohman)***

Editor: Heriyanto Retno


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x