Soal Kegaduhan Politik Jelang Pilpres 2024, Begini Kata Pengamat

- 14 Januari 2023, 20:10 WIB
Diskusi Akhir Pekan Titik Temu yang digelar oleh Rumah Kebudayaan Nusantara (RKN) di Jakarta, Sabtu, 14 Januari 2023
Diskusi Akhir Pekan Titik Temu yang digelar oleh Rumah Kebudayaan Nusantara (RKN) di Jakarta, Sabtu, 14 Januari 2023 /

 

PORTAL BANDUNG TIMUR - Tahapan Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 sudah mulai berjalan. Kegaduhan pada tiap pelaksanaan tahapan Pemilu 2024 sudah mulai dirasakan oleh sejumlah masyarakat.  

Pengamat Politik dari Forum  Masyarakat Peduli Parlemen Indonesia, Lusius Karus menilai, kegaduhan yang terjadi pada tiap tahapan Pemilu 2024 merupakan hal lumrah. Bahkan ia menilai kegaduhan yang terjadi jelang Pemilu 2024 menjadi bagian dari sosialisasi partai politik, khususnya parpol baru..

“Hampir setiap tahapan sejak di pendaftaran partai politik kegaduhan itu sudah mulai muncul. Saya kira ini hal biasa, karena kalau tidak gaduh lalu dengan apa kemudian Pemilu 2024 itu disosialisasikan. Jadi saya pikir ini bagian dari sosialisasi khususnya bagi parpol baru,” kata Lusius Karus dalam program Diskusi Akhir Pekan Titik Temu yang digelar oleh Rumah Kebudayaan Nusantara (RKN) di Jakarta, Sabtu, 14 Januari 2023.

Lusius Karus menjelaskan, selain menjadi ajang sosialisasi Parpol Baru, kegaduhan politik yang terjadi saat ini merupakan buntut dari akan dilaksanakannya dua kali pesta demorasi pada 2024 yakni Februari 2024 untuk Pemilu Presiden dan Pemilihan Legislatif, serta pada November 2024 berlangsung pemilihak Kepala Daerah Serentak

“Saya pikir juga ini kan memang ada yang luar biasa di 2024 dalam setahun kita menghadapi dua event Pemilu jadi saya kira semangat itu juga yang membuat orang Kemudian sejak awal bersemangat menyambut tahun 2024,” ungkapnya.

Hal lain yang menbuat gaduh tahapan Pemilu 2024, lanjut Lusius Karus, adalah banyak orang yang berharap terhadap panggung 2024. Ia menjelaskan, hal tersebut terjadi ketika pihak incumben yakni presiden Joko Widodo, saat ini sudah tidak bisa lagi ikut dalam ajang pesta demokrasi ini. 

“Ketika presidennya sekarang tidak bisa maju kembali, lalu banyak orang kemudian mulai berharap panggung 2024 itu menjadi miliknya. Sehingga begitu banyak orang yang punya kepentingan untuk menggaduhkan,  selain dari sisi persiapan juga saya kira penyelenggaraan juga mungkin memang belum cukup terkonsolidasi sehingga banyak yang keteteran,”

 

Kontroversi

Halaman:

Editor: Syiffa Ryanti


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah