RW 11 Dago Kecamatan Coblong Bandung, Ketat Terapkan Isolasi Mandiri

- 25 Februari 2021, 08:00 WIB
Salah seorang Relawan Kader RW dan PKK, Lia Nur Jauharatul Mardiyah, mengantarkan makanan dan keperluan sehari-hari warga yang tengah menjalankan isolasi mandiri di RW 11 Kelurahan Dago Lecamatan Coblong Kota Bandung.   
Salah seorang Relawan Kader RW dan PKK, Lia Nur Jauharatul Mardiyah, mengantarkan makanan dan keperluan sehari-hari warga yang tengah menjalankan isolasi mandiri di RW 11 Kelurahan Dago Lecamatan Coblong Kota Bandung.   /Portal Bandung Timur/hp.siswanti/

"Untuk kebutuhan makanan itu sumbernya dari keluarga, pengurus, dan warga. Proses awalnya kita bentuk semacam dapur umum mini khusus untuk menangani yang positif itu. Sedangkan yang menyalurkan tetap tidak sembarangan, dari Kader kita yang sudah paham penyalurannya," terang Affandi.

Untuk warga luar, pihaknya menghimbau untuk tidak masuk ke wilayah isolasi. Kalaupun terpaksa mereka harus benar-benar dalam kondisi sehat dan menggunakan APD

"Diharapkan tamu luar yang utamanya tidak terkontaminasi dengan adanya virus di sini, atau mereka tidak membawa virus ke sini. Kalau tamu yang urgent kita persilahkan masuk tapi diperiksa terlebih dahulu, kalau ada ojek online atau paket nanti kita yang akan mengantar jangan sampai ada orang luar masuk,” ujar Affandi.

Hingga kini menurut Affandi dari 18 orang yang sebelumnya positif, saat ini ada 11 orang. Itu pun 2 orang berada di RS Advent yang kabarnya sudah diperbolehkan pulang.

Baca Juga: Kejaksaan Negeri Cianjur, Bakar Ribuan Lembar Uang Rupiah dan Asing Palsu

Sementara itu, salah seorang relawan kader RW dan PKK, Lia Nur Jauharatul Mardiyah, mengungkapkan tugas mengantar berbagai kebutuhan warga terpapar Covid-19 merasa sebagai tanggungjawab. “Seperti sudah panggilan rasa tanggungjawab untuk membantu warga lain yang tengah terkena wabah penyakit yang hingga kini belum ada obatnya,” ujar Lia.

Dalam menjalankan tugas sehari-hari, Lia dilengkapi dengan perlengkapan APD. Kegiatan mengantarkan kebutuhan warga terpapar Covid-19 dilakukannya pada pagi hari, siang hari dan sore hari.

“Tidak terpaksa, hanya merasa terpanggil saja karena tidak ada warga lain yang mau untuk melayani. Semula ada warga di depan rumah yang positif, masa kita tetangga di depan rumahnya tega mau membiarkan, karenanya saya membantu dan akhirnya menjadi keterusan,” aku Lia. (hp,siswanti)***

Halaman:

Editor: Heriyanto Retno


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah