PORTAL BANDUNG TIMUR - Kebakaran Pabrik Garmen PT Gajah Angkasa Perkasa di Jalan Sudirman, Kecamatan Bandung Kulon Kota Bandung Senin 4 Oktober 2021 sebabkan pemilik menderita kerugian milyaran rupiah. Terkait dugaan adanya karyawan yang meninggal akibat sesak nafas dan sebab-sebab kebakaran ada hubungan arus pendek disangkal petugas.
“Tidak ada, tidak ada korban jiwa. Semua karyawan saat api membesar dan pabrik di bagian produksi membesar semua karyawan diperintahkan keluar dan dievakuasi di tempat aman, jadi sama sekali dalam peristiwa kebakaran ini tidak ada korban jiwan,” tegas Kepala Bidang Kepala Bidang Kesiapsiagaan Operasi Pemadaman dan Penyelamatan di Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana (Diskar PB) Kota Bandung Yusuf Hidayat, mengklarifikasi terkait isu adanya korban jiwa.
Sementara terkait sebab-sebab kebakaran menurut Yusuf Hidayat, berdasarkan keterangan para saksi yang pertamakali melihat terjadinya kebakaran di ruang produksi bagian printing lantai 2, asal api dari bocoran oli di pipa transmisi. “Menurut sejumlah saksi mata sebelum kejadian melihat tetesan oli di pipa transmisi yang menyambung ke mesin printing dan menyebabkan adanya ledakan disertai percikan api, yang kemudian menyambar bahan-bahan tekstil di lantai 1,” ujar Yusuf Hidayat.
Baca Juga: PPKM Kembali Diperpanjang, Level 3 Bertambah Jadi 107 sedangkan Level 2 Tetap 20
Para pekerja yang melihat adanya api di mesin printing lantai 2 segera melakukan pemadaman menggunakan Alat Pemadam Api Ringan (APAR), namun api dengan cepat menyambar bahan produksi yang mudah terbakar di lantai 1. “Melihat api disertai asap membesar, para pekerja berupaya memadamkan menggunakan air dari hidran, tapi api semakin membesar dan pihak manajemen segera menghubungi kami,” terang Yusuf Hidayat.
Mengenai besaran kerugian yang diderita oleh pisah pengusaha, menurut Yusuf Hidayat hingga kini masih diinventarisir pihak pengusaha. “Yang pasti bangunan seluas 1.000 meter persegi beserta isinya berupa mesin-mesin produksi serta bahan-bahan produksi yang diperkirakan mencapai miliaran rupiah,” pungkas Yusuf Hidayat. (hp.siswanti)***