Ramdhani, Banjir Perbatasan Kota Cimahi dan Bandung Bukan Karena Intensitas Hujan Tinggi

- 21 Juni 2022, 11:30 WIB
Hingga Selasa 21 Juni 2022 siang petugas masih membersihkan tanah lumpur sisa banjir luapan sungai Ciwarga dan Cibeureum di Perumahan Graha Indah Kelurahan Sukaraja Kecamatan Cicendo Kota Bandung.
Hingga Selasa 21 Juni 2022 siang petugas masih membersihkan tanah lumpur sisa banjir luapan sungai Ciwarga dan Cibeureum di Perumahan Graha Indah Kelurahan Sukaraja Kecamatan Cicendo Kota Bandung. /Portal Bandung Timur/may nurohman/

PORTAL BANDUNG TIMUR - Hujan yang mengguyur Kota Cimahi dan sekitarnya sepanjang Senin 20 Juni 2022 sore hingga malam ternyata tidak hanya mengakibatkan genangan disejumlah wilayah Kota Cimahi. Luapan sejumlah sungai masih terjadi dan hinggas Selasa 21 Juni 2022 masih meninggalkan sampah serta lumpur.

Sampah dan lumpur akibat intensitas hujan yang tinggi mengguyur wilayah Kota Cimahi dan sekitarnya bukan hanya di alami warga dipemukiman Leuwigajah Kelurahan Cigugur Tengah Kecamatan Cimahi Tengah Kota Cimahi. Dampak hujan juga di alami warga yang bermukim di Kelurahan Sukaraja Kecamatan Cicendo Kota Bandung yang berbatasan dengan Kota Cimahi.

“Tahun ini saja sudah empat kali banjir lumpur seperti ini. Paling parah pada November dan Desember tahun lalu, dan pada hari ini,” terang Tedi salah seorang warga Perumahan Graha Indah Kelurahan Sukaraja Kecamatan Cicendo Kota Bandung, Selasa 21 Juni 2022 di sela membersihkan sampah dan lumpur.

Baca Juga: Susun Silabus Kurikulum Merdeka untuk Madrasah, Kemenag Tekankan pada 4 Hal

Pasca banjir bandang luapan sungai Ciwarga dan Cibeureum November 2022 lalu, warga tidak menyangka akan kembali terjadi banjir serupa. “Karena pihak DPU sudah memperbaiki bantaran sungai yang ambrol menutupi aliran sungai, lagian sudah dibuat kolam retensi yang mempercepat air mengalir, tapi nyatanya banjir tetap terjadi,” ujar Tedi diamini warga lainnya.

Banjir yang melanda sejumlah kawasan Kota Cimahi dan Kota Bandung Senin 21 Juni 2022 menurut Ramdhani seorang pengurus Komunitas Susur Sungai dan Gunung, mengatakan bahwa banjir terjadi bukan karena intensitas hujan yang tinggi tetapi lebih dikarenakan kondisi aliran sungai yang sudah mengalami kerusakan parah.

“Kasusnya tidak jauh berbeda dengan banjir bandang yang dialami warga di wilayah Bandung timur. Selain intensitas hujan yang cukup lama, juga karena kondisi kawasan perbukitan yang sudah banyak alihfungsi sehingga tidak ada daerah parkir atau resapan air, ditambah dengan aliran sungai yang semakin menyempit, jadi sangat wajar kalau datang hujan kali atau sungai meluap,” ujar Ramdhani.

Baca Juga: Yana Mulyana Rotasi dan Mutasi 7 Kepala Dinas, Sudah Waktunya

Ramdhani mencontohkan banjir yang terjadi di Jalan Cibeureum, Cilember dan Cimindi batas kota dan juga Jalan Leuwigajah (Jalan Mahar Martanegara). “Tadinya berupa sungai dengan lebar 8 meteran lebih, kini bukan lagi sungai atau kali, tapi menyerupai drainase dengan lebar tidak lebih dari 3 meteran, jadi wajar saja kalau banjir,” pungkas Ramdhani.

Hingga menjelang siang warga dibantu petugas dari kewilayahan dan DPU Kota Bandung (kini DSDABM) disejumlah lokasi banjir masih membersihkan sampah dan lumpur yang tertinggal. Bahkan di Perumahan Graha Indah Kelurahan Sukaraja Kecamatan Cicendo Kota Bandung, terpaksa harus menggunakan mobil pancar karena saking tebalnya lumpur. (may nurohman)***

Editor: Heriyanto Retno


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x