WOW, 29Ribu Ton Sampah Masih Tertahan di Kota Bandung

- 16 Oktober 2023, 06:08 WIB
Tumpukan sampah di persimpangan Jalan Cikutra-Jalan Jendral Ahmad Yani. Sejak diberlakukan Darurat Sampah Kota Bandung titik sampah di Jalan Jendral Ahmad Yani mulai Jalan Bogor hingga Cidurian semakin banyak ditemui.
Tumpukan sampah di persimpangan Jalan Cikutra-Jalan Jendral Ahmad Yani. Sejak diberlakukan Darurat Sampah Kota Bandung titik sampah di Jalan Jendral Ahmad Yani mulai Jalan Bogor hingga Cidurian semakin banyak ditemui. /Portal Bandung Timur/heriyanto/

PORTAL BANDUNG TIMUR – Ketua Harian Satgas Darurat Sampah Kota Bandung, Ema Sumarna menyebutkan, hingga  12 Oktober 2023, ada 7.049 ritase atau 29.000 ton sampah yang masih tertahan. Setiap harinya Kota Bandung membutuhkan 200 ritase untuk mengangkut sampah.

"Sampai 12 Oktober 2023, ada 7.049 ritase atau 29.000 ton sampah yang masih tertahan. Sedangkan ritase kita sangat dibatasi. Kalau Kota Bandung bisa mengirim sampah 200 ritase per hari ke Sarimukti, berarti kita butuh 35 hari untuk menyelesaikan darurat sampah ini. Kita minta tambahan kuota ritase ke Sarimukti supaya sampah ini segera teratasi," kata Ema Sumarna pada rapat koordinasi Satgas Darurat Sampah, yang dipimpin Pejabat Walikota Bandung Bambang Tirtoyuliono.

Dipaparkan Ema Sumarna yang juga menjabat Sekretaris Daerah Kota Bandung, berdasarkan hasil rekapitulasi pengukuran penimbangan sampah, jumlah sampah organik yang terkumpul 2,5 ton. Jumlah sampah daur ulang 2,3 ton. Jumlah sampah residu 1,9 ton. Sehingga pengurangan sampah di Kota Bandung telah tercapai 70,14 persen.

Baca Juga: Bambang Tirtoyuliono, Darurat Sampah di Kota Bandung Bisa di Perpanjang

"Namun, kita masih dihadapkan beberapa kendala. Kota Bandung hanya tersisa 127 ritase. Padahal kita butuh 7.000 rit. Kedua, sampah pasar paling dominan. Persoalannya sangat luar biasa. Kalau kinerja sampah pasar tidak berubah, kita akan terjebak," ungkap Ema Sumarna.

Ditegaskan Ema Sumarna, perlu adanya penjagaan di setiap TPS dan masyarakat boleh membuang sampah ke TPS, tapi itu betul-betul hanya residu.  "Kita juga perlu reduksi perilaku masyarakat yang buang sampah di jalan," ujar Ema Sumarna.

Namun demikian menurut Ema Sumarna, saat ini perubahan perilaku masyarakat termasuk para ASN Kota Bandung sudah berjalan cukup masif untuk mengurangi sampah di Kota Bandung. "Di Pemkot Bandung sudah tidak ada lagi sampah yang dibawa ke luar. Di Taman Dewi Sartika ada proses kompos. Pupuknya dijadikan untuk pemeliharaan taman di Balai Kota. Jika sudah terlalu banyak, bisa didistribusikan ke masyarakat yang membutuhkan," terang Ema Sumarna.

Termasuk sampah anorganik pun menurut Ema Sumarna, sudah dipilah masuk ke bank sampah dan para pengepul. Diharapkan langkah yang dilakukan bisa menjadi contoh keteladanan kepada masyarakat. 

Baca Juga: DLH Kota Bandung Lakukan Berbagai Upaya Tangai Sampah di TPS Pasar Tradisional Kota Bandung

Ditegaskan Ema Sumarna, apapun skema pengolahan sampah, harap disesuaikan dengan wilayah masing-masing. Misalnya seperti di Cicendo, Andir, Astanaanyar, Lengkong, Batununggal, Cibeunying Kidul, dan Cibeunying Kaler. Rata-rata kewilayahan menggunakan loseda di perkantoran. 

Halaman:

Editor: Heriyanto Retno


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x