Ngarumat Tradisi Huma berlanjut dengan mempertunjukan kegiatan Tunggu Huma. Berbagai permainan anak-anak saat menemani orang tua di huma (kebun) dipertunjukan dalam suatu rangkaian berupa kaulinan kenyed, ulin angina, ulin rarangken dan berbagai permainan yang kesemua alat-alatnya berbahan bambu. Alhasil kaulinan huma menjadi simponi musik bambu.
Memasuki akhir pegelaran Ngarumat Tradisi Huma diisi dengan kegiatan ngangkut pare (membawa padi dari huma ke kampong). Dengan cara dipanggul menggunakan rengkong, geugeus (ikatan) padi menciptakan bunyi sangat menarik bagi penonton. Suara rengkong yang bersahutan ditimpali kesenian calung renteng, angklung buncis dan tutunggulan hingga menciptakan kemeriahan.
Baca Juga: Bandung Arts Festival Ditasbihkan Jadi Icon Event Seni Kota Bandung
Dibagian akhir pertunjukan, sesepuh kampung mempersilahkan tamu undangan untuk naik ke panggung dan duduk di saung gede. Para tokoh masyarakat, undangan yang hadir dan beberapa penonton yang hadir turut larut dalam tradisi syukuran hajat bumi. Sebuah pertunjukan harmonisasi alam pedesaan yang sudah sangat angka bagi masyarakat kota. (heriyanto)***