PORTAL BANDUNG TIMUR - Kondisi candi Bojongemas di Kampung Bojongemas RT 05 RW 04 Desa Bojongemas Kec. Solokanjeruk Kab. Bandung kian memprihatinkan. Selain lokasi candi terhalang benteng kini batuan adensit candi hanya tinggal belasan jumlahnya.
Keprihatinan kondisi candi Bojongemas yang diyakini merupakan bagian dari sisa peninggalan Kerajaan Kendan (536-597 Masehi), diungkapkan penggerak lingkungan Sahabat Citarum.
“Semula memang tidak kami perhatikan, tapi setelah muncul di media sosial dan di youtube tentang bebatuan candi yang terus berkurang, kami mencoba mengecek dan ternyata benar (hilang),” ujar Azis Husein, ditemui saat memperbaiki pagar bambu yang membatasi tanah Candi Bojongemas dengan jalan inspeksi Citarum (jalan bantaran Citarum) di Kampung Bojongemas RT 05 RW 04 Desa Bojongemas Kec. Solokanjeruk Kab. Bandung.
Baca Juga: Libatkan Peranserta Masyarakat, Pembenahan Lingkungan Lakukan Secara Masif
Baca Juga: Pilbup Serentak 2020 Kabupaten Bandung Disosialisasikan Secara Daring
Baca Juga: Tinggal 0,4% Warga Kabupaten Bandung Belum Lakukan Perekaman e-KTP
Dikatakan Azis, raibnya bebatuan candi Bojongemas yang merupakan patilasan Rajaresiguru Manikmaya (raja pertama kerajaan Kendan) saat bertapa menghadap sungai Citarum, mulai terjadi tahun 2006. Bersamaan dengan proyek penyodetan dan normalisasi sungai Citarum antara Desa Rancakasumba Kec. Silokanjeruk hingga Tegalluar Kec. Bojongsoang.
“Karena menggunakan alat berat (backhoe) semua benda yang berada dibahu sungai turut terkeruk. Tidak terkecuali bebatuan candi (Bojongemas) dan diantaranya batu tapak kaki yang diamankan seseorang dan kini tidak diketahui keberadaannya,” terang Azis.
Terhadap kondisi percandian di Jawa Barat, khususnya Candi Bojongemas di Kec. Solokanjeruk dan Bojongmenje Kec. Rancaekek Kab. Bandung, arkeolog Lutfi Youndri, sangat menyayangkan minimnya peran pemerintah.