Candi Bojong Menje Sisa Tinggalan Kerajaan Kendan

- 5 Desember 2020, 08:30 WIB
TUMPUKAN bebatuan candi Bojong Menje hasil evakuasi terakhir tahun 2014 hingga kini posisinya tidak pernah berubah akibat minimnya perhatian dari dinas atau instansi terkait.
TUMPUKAN bebatuan candi Bojong Menje hasil evakuasi terakhir tahun 2014 hingga kini posisinya tidak pernah berubah akibat minimnya perhatian dari dinas atau instansi terkait. /Portal Bandung Timur/Heriyanto Retno/

PORTAL BANDUNG TIMUR - Tanah dasar kolam berwarna keputihan serta bau menyengat langsung menyapa saat memasuki kawasan Situs Candi Bojongmenje di Blok Tegal Astana Kampung Bojongmenje, Ds. Cangkuang, Kec. Rancaekek, Kab. Bandung.

“Baru dua hari lalu air limbah rembesan dari (pabrik tekstil) Hikaron dan Wiratama surut, sebelumnya hitam bau kini bekasnya tanah jadi putih,” terang Ahmad (67) Juru Pelihara Cagar Budaya Situs Candi Bojongmenje Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Jawa Barat, diamini Dadang Nugraha (28) Juru Pelihara Situs Candi Bojongmenje dari Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala (BP3 Serang).

Tentang berbagai kondisi yang terjadi di kawasan Situs Candi Bojongmenje yang ditemukan secara tidak sengaja pada 18 Agustus 2002 oleh Anen, salah seorang warga yang menempati tanah Tegas Astana.

Baca Juga: Permainan Tradisi di ‘Ngarumat Tradisi Huma’ yang Masih Terjaga

Diatas lahan tanah yang pada masa pendudukan Jepang dijadikan tempat menyimpan kendaraan tempur dan kemudian setelah masa pemerintahan Soeharto dijadikan tanah pemakaman, Anen menemukan susunan batu.

Laporan warga tersebut ditindaklanjuti pihak Balai Arkeologi Bandung yang melakukan ekskavasi (penggalian) pada awal bulan September 2002 berhasil menampakkan bagian candi struktur pada bagian kaki.

“Temuan waktu itu mematahkan sejumlah argumen maupun teori bahwa Jawa Barat tidak memiliki candi seperti halnya di Jawa Tengah maupun Jawa Timur, namun setelah diteliti radiokarbon bebatuan andesitnya, ternyata usianya Candi Bojongmenje berkisar antara abad 5 sampai abad 7 yang umurnya setara dengan kompleks Candi Dieng di Jawa Tengah,” ujar Eddy Sunarto, mantan Kepala Seksi Cagar Budaya dan Permuseuman di UPTD Pengelolaan Kebudayaan Daerah Jawa Barat disela kegiatan Pembinaan Juru Pelihara Cagar Budaya Jawa Barat di ruang seminar Museum Negeri Jawa Barat Sri Baduga, Jalan BKR No. 185 Bandung.

Baca Juga: Rumah Budaya Rosid Alternatif Wisata Bernuansa Etnik

Terhadap temuan bagian kaki Candi Bojongmenje tersebut, kegiatan ekskavasi terus dilaksanakan dan terakhir ada kegiatan pada tahun 2014. Setelah itu berbagai upaya yang hendak dilakukan oleh pihak Pemprov Jabar maupun Pemkab Bandung nyaris hilang ditelan bumi, bahkan pasca peristiwa angin puting beliung 11 Januari 2019 yang memporak-porandakan bangunan peneduh bebatuan temuan hanya mampu diperbaiki alakadarnya oleh Ahmad dan Dadang.

Pada awal-awal temuan Situs Candi Bojongmenje medio Agustus 2002, menjadi temuan monumental. Karena selama ini banyak anggapan dan teori yang mengatakan bahwa Jawa Barat tidak memiliki candi seperti halnya candi-candi di Jawa Tengah dan Jawa Timur, meski pada tahun 1984 di di Batujaya, Kec. Batujaya dan Pakisjaya, Kab. Karawang ditemukan kawasan percandian yang luas dengan penamaan Candi Jiwa dan Batujaya.

Peneliti bagian prasejarah Balai Arkeologi (Balar) Bandung, Lutfi Youndri, mengungkapkan bahwa adanya pendapat bahwa di wilayah Jawa Barat atau Tatar Sunda tidak banyak tinggalan candi seperti di Jawa Tengah dan Timur, berkaitan dengan sosiologis-kultural serta proses Islamisasi. Masyarakat Sunda masa lalu dikenal sebagai masyarakat yang nomaden, berpindah-pindah lahan garapan untuk berladang hingga tidak membutuhkan bangunan kuat permanen.

Baca Juga: Saung Teduh Lukis Tembok Jalan Bapa Ampi

Sementara berkaitan dengan proses Islamisasi, di wilayah Jawa Barat lebih kuat dibandingkan dengan di Jawa Tengah dan Jawa Timur. Karena paham ke-Islam-an itu di wilayah Jawa Barat sangat kuat maka tidak ditemukan tempat ibadat candi, dan bahkan ada dugaan tempat peribadatan candi sebagian dihancurkan dan dikubur. (heriyanto)***

Editor: Heriyanto Retno


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah