Perda Kebudayaan di Kota Cimahi Baru Sebatas Pelengkap

- 6 Februari 2022, 08:00 WIB
Kesenian tradisional Munding Dongkol dari Kota Cimahi selalu tampil di acara peristiwa budaya Kota Cimahi maupun acara tingkat Jawa Barat dan nasional.
Kesenian tradisional Munding Dongkol dari Kota Cimahi selalu tampil di acara peristiwa budaya Kota Cimahi maupun acara tingkat Jawa Barat dan nasional. /Dokumen Portal Bandung Timur/

Tampaknya sampai saat ini, kebudayaan masih dipandang sebagai sektor yang membebani anggaran daerah sebab tidak menghasilkan pendapatan yang cukup besar atau  terukur.

“Hal ini terbukti dari implementasi dari program dan kegiatan yang dirancang Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Kepemudaan, dan Olahraga (Disbudparpora) Bidang Kebudayaan Kota Cimahi tiap tahun direduksi (dipangkas) oleh bagian perencanaan diatasnya atau Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) yang punya wewenang kotok palu saat penentuan realisasi program dan penganggarannya,” tandasnya.

Baca Juga: Lagi, Pemain dan Ofisial Persib Terpapar Covid-19 Varian Omicron, 27 Orang Dikarantina

Tambah Hermana, Tugas Pemajuan Kebudayaan dipemeritahan sebuah Kota seperti Cimahi bukan semata-mata tugas Disbudparpora. Tapi seluruh SKPD mesti melakukan pula kerena bicara kebudayaan adalah bicara suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sekelompok orang, serta diwariskan dari generasi ke generasi.

“Pewarisan kebudayaan dari generasi ke generasi alanghkan lebih baik juga dilakukan pemerintah Kota melalui Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Cimahi. Di Disdik Kota jelas sasarannya, yaitu anak-anak SD dan SMP. Dinas ini mesti dioptimalkan peranya dalam pembangunan karakter dalam menguatkan jati diri dan ketahanan budaya bangsa dari gempuran budaya asing yang kian masif,” harap Hermana.

Lanjutnya, sebagai contok bentuk budaya seperti permainan permainan tradisonal, pencak silat dan dongeng harus dimasukan dalam kurikulum muatan lokal. Dalam tiga permainan tersebut anak dididik disiplin, tenggang rasa, gotong royong, tanggung jawab, berbudi luhur, setia kawan, ketangkasan, bela diri, berani, kepemimpinan, dan sikap lainnya yang berhubungan dengan moral.

Baca Juga: Omicron Meningkat, Ini Pesan Wamenag RI Untuk Madrasah

Anak melakukan permainan tradisional hidupnya lebih riang, gembira dan tidak soliter (tidak asosial). Dalam permainan tradisinal anak-anak juga secara bersamaan belajar berbagai jenis seni, diatanya; nyanyi, musik, tari, acting dan rupa.  

Anak diajarkan pencak silat (olahraga tradisonal) selain menguatkan ketahan pisik dipupuk keberaniannya bukan untuk bisa berkelahi tapi untuk kesiapan bela diri, bela negara dan meraih prestasi bidang olahraga. Sedangkan mendongeng sangat bermanfaat bagi bekal hidupannya dalam meningkatkan kamanpuan berbicara dan tumbuhkan rasa percaya diri tampil sendiri di dapan umum.

“Ada dua hal yang didapat dari pembangunan karakter anak dengan mempelajari bentuk budaya lokal. Pertama sebagi upaya peningkatan skill (kompetensi/ketrampilan) dan keduan membagun sikap atau kepibadian yang berhungan dengan kecerdasan IQ, EQ, kecerdasan sosoal (tata laku) kecerdasan lingkungan (cinta alam). Atirnya seorang anak belajar kesenian bekan untuk dicetak sebagai seniman semata, tapi lebih penting merangsang dan mengembangkan multi kecerdasan” ungkapnya.

Halaman:

Editor: Heriyanto Retno


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah