Perda Kebudayaan di Kota Cimahi Baru Sebatas Pelengkap

- 6 Februari 2022, 08:00 WIB
Kesenian tradisional Munding Dongkol dari Kota Cimahi selalu tampil di acara peristiwa budaya Kota Cimahi maupun acara tingkat Jawa Barat dan nasional.
Kesenian tradisional Munding Dongkol dari Kota Cimahi selalu tampil di acara peristiwa budaya Kota Cimahi maupun acara tingkat Jawa Barat dan nasional. /Dokumen Portal Bandung Timur/

Tambah Mang Her, untuk mengembangkan produk budaya yang masuk padah ranah industri kreatif berkualitas tentunya mesti berda dibawah garis koordinasi Dinas Perdagangan, Kopersi, UMKM dan Perindustrian (Disdagkoperi) Kota Cimahi atau Bidang Kepawisataan dan Badan Ekonomi Kreatif Kota Cimahi.

Baca Juga: Ini Syarat dan Cara Daftar Vaksinasi Booster di RSUD Ujungberung

Dalam hal ini produk budaya pemanfatannya sebagai lahan usaha para pelaku budaya yang ujungnya dapat meningkatkan kesejehteraan dan pendapatan daerah

Untuk promosi dan pendokumentasian seluruh hasil pemeliharaan, pengembangan, pemanfaatan dan pembinaan kebudayaan Kota tentunya harus ada andil Dinas Komunikasi, Infarmatika, kearsipan dan perpustakaan (Diskominfaarpus) Kota Cimahi. Sedangkan pemajuan kebudayan yang berhubungan dengan keletarian lingkingan hidup, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Cimahi mesti lebih berperan.

“Berhubungan dengan pelestarian air, lingkingan hidup dan ciptakan destinasi pariwisata berbasis kearifan lokal juga air, kami punya kegiatan Festival Air. Kegiatan yang sudah digelar kali ke 5 ini dalam bentuk Kirab Budaya Ngarak Cai (air) dan Ngarumat Cai Cimahi perlu kerjasama antar dinas, diantaranya; Disbudparpora, DLH, Dinas Kebersihan dan Pertamanan, Dinas PUPR, Diskominfoarpus, hingga melibatkatkan seluruh kelurahan sesuai tufoksinya. Kenapa kerjasama ini penting karena kami ingin menjaga sungai Cimahi yang membentang dari kaki gunung Burangrang hingga ke Citaum terhindar dari limbah yang dapat mencemarkan air termasuk sungai lainnya dan menjaga sember mata air yang tersisa. Sungai Cimahi khususnya di Kawasan Pemkota Cimahi mesti bisa dihidupkan lagi peradabannya,” pinta Mang Her.

Tegas Hermana, konsep pentahelix antar kedinasan harus dibangun juga sehingga beban yang dianggap berat dalam pembangunan pemajuan kebudayaan bisa gotong royong dikerjakan bersama termasuk penganggarannya tidak dibebankan dalam satu dinas.

“Intinya legislative (DPRD), eksekutif (pemkot), stakeholder lainnya, dan masyrakat harus punya kepedulian bersama, bahwa pemajuan kebudayaan sama pentingnya dengan pembangunan bidang pisik, kesehatan, dan ekonomi, sehingga harus menjadi skala prioritas. Ingat, hilang budaya maka hilang jati dirinya dan hacur pula citranya. Maju kebudayaan sebuah Kota maju pula peradaban Kota tersebut,” pungkas Hermana. (heriyanto)***

Halaman:

Editor: Heriyanto Retno


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah