Semburan Air dari Kota Tua Jakarta

- 11 Juni 2023, 07:25 WIB
Museum Fatahillah yang menyerupai Istana Dam di Amsterdam, menjadi spot menarik wilsatan berswafoto saat berkunjung ke Kota Tua Jakarta.
Museum Fatahillah yang menyerupai Istana Dam di Amsterdam, menjadi spot menarik wilsatan berswafoto saat berkunjung ke Kota Tua Jakarta. /Portal Bandung Timur/Dian Purnomo/

PORTAL BANDUNG TIMUR - Setiap akhir pekan, suasana Kota Tua Jakarta sedang sibuk-sibuknya. Manusia hilir mudik melintasi Taman Fatahillah untuk melihat keanggunan bangunan yang ada di kota tersebut. Dari berbagai wilayah masyarakat berdatangan.

Dari setiap sudut Taman Fatahillah di Kota Tua Jakarta, ada yang cukup menarik perhatian. Sebuah bangunan yang menyembul seperti kubah timah, itulah Sumber Air Kota Batavia Lama.

Sumber air ini menjadi instrumen penting bagi penyediaan air bersih dikala kota ini mengalami problematika lingkungan dan air bersih. Pada masa kini bangunan tersebut hanya digunakan sebagai penghias saja, fungsinya sebagai sumber air sudah tidak ada lagi.

Baca Juga: Djiaw Kiang Lin dan Liaw Ching Lan Jaga Rumah Soekarno Hatta Susun Teks Proklamasi

Di sekeliling Taman Fatahillah itu terdapat Amir (23) seorang mahasiswa yang sedang melakukan penelitian mengenai sejarah Kota Tua. Tidak hanya Amir, Puteri (22) pun juga antusias dalam menemani Amir melakukan penelitian di kota tersebut.

Dengan antusias dan semangat waja, Amir memotret bangunan-bangunan yang monumental termasuk sumber air Kota Batavia Lama. Hasil penelitian ini harus diserahkan pada 2 minggu kedepan. Terlepas dari itu kawasan ini begitu ramai menurut Amir.

“Taman Fatahillah menyimpan banyak kisah dan cerita yang menarik untuk kita telisik, makanya tidak heran jika banyak masyarakat yang berdatangan di wilayah ini”, tutur Amir.

Baca Juga: Terowongan Sasaksaat,  Bukti Kelam Masa Penjajahan di Cipatat

Hal ini dapat dimaklumi karena hari Minggu memang hari yang istimewa bagi masyarakat dalam menghilangkan penatnya pekerjaan dan aktivitas lainnya. Masyarakat banyak terfokus kepada sumber air yang berada di Taman Fatahillah. ‘Sumber air ini menjadi istimewa dan ikonik’, menurut Amir.

“Pada masa kolonial VOC, bangunan tersebut digunakan sebagai sumber mata air bersih bagi penduduk kota, mengingat pada kala itu sedang terjadi bencana ekologis yang sangat parah di kota ini”, tutur seorang Amir, sang pecinta Sejarah Jakarta. 

Bencana ekologis yang terjadi di Batavia disebabkan oleh ketidakmampuan pemerintah dan masyarakat dalam merawat dan menjaga lingkungan. Sehingga menyebabkan penyakit dan kematian yang tinggi di kalangan masyarakat, kematian disebabkan oleh sumber air yang sudah tercemar limbah kotoran dan perkebunan.

Sumber air utama Kota Jakarta masa lalu di Kota Tua Jakarta.
Sumber air utama Kota Jakarta masa lalu di Kota Tua Jakarta.
Maka tidak mengherankan jika pemerintah kota merancang dan mendirikan sumber mata air tepat di Taman Fatahillah.  “Jelas memang pada masa itu banyak masyarakat yang meninggal, setidaknya sejak tahun 1733, ribuan masyarakat tewas, pada malam hari mereka makan bersama dan pada pagi hari mereka sudah tewas. Kematian adalah hal yang apatis dalam masyarakat kolonial itu” tegas Amir, yang sangat antusias menjelaskan mengenai bencana lingkungan tersebut.

Nampaknya ada pengalaman dan pelajaran yang berharga bagi pemerintah dan masyarakat untuk selalu menjaga lingkungan agar tetap bersih dan dengan demikian kitalah yang diuntungkan dalam hal demikian. “Jelas harus ada sikap cinta terhadap lingkungan “, jelas Amir.

Sikap cinta terhadap lingkungan dapat berupa membuang sampah pada tempatnya, menjaga aliran sungai dari limbah dan pembangunan yang berorientasi kepada lingkungan. Itulah kunci sukses dalam menjaga lingkungan kota agar tetap asri dan indah. Dan pastinya sehat dan bersih.

Baca Juga: Resep Brownies Kukus Simple dengan Bahan Sederhana

Bangunan sumber mata air ini bukanlah bangunan asli, tetapi bangunan baru yang direkonstruksi oleh pemerintah pada tahun 70-an. Pada saat itu peneliti arkeologi berhasil mendapatkan pipa-pipa air yang menjadi menyalur air menuju Taman Fatahillah ini.

Namun demikian bangunan ini sangat mirip dengan bangunan asli yang dibangun pada masa VOC. Maklum contoh rekonstruksi diambil dari lukisan Tuan Johannes Rach, pelukis terkenal yang dimiliki oleh Kompeni.

Namun sayangnya sumber mata air ini tidak lagi difungsikan, padahal jika masih berfungsi pasti akan menambah data tarik bagi para wisatawan. “Yang penting pada masa kini ialah bagaimana kita bisa merawat segala warisan yang ada demi mendapatkan pengetahuan dimasa depan mengenai sejarah kolonial."

Itulah harapan Amir bagi lestarinya bangunan bangunan bersejarah di kawasan Taman Fatahillah, Jakarta. Mengingat bangunan ini sangat penting bagi perkembangan Kota Jakarta. Tidak heran jika pecinta sejarah itu berfikiran demikian. (Dian Purnomo)***

Editor: Heriyanto Retno


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x