Berdasarkan cerita turun temurun, pada masa lalu Syekh Abdul Manaf yang merupakan keturunan Kerajaan Mataram melarikan diri dikarenakan pasukan kolonial Belanda yang sudah menguasai wilayah Mataram. Syekh Abdul Manaf pun menjadi sasaran perburuan dan mencari persembunyian yang aman serta jauh dari kejaran pasukan kolonial Belanda.
Ditemani kedua murid setianya bernama Syekh Zaenal Arif dan Syekh Abdullah Gedug, Syekh Abdul Manaf berhasil menemukan tempat untuk berlindung dan menetap di dekat tepi sebuah sungai yang mengalir deras dan dipenuhi rawa-rawa.
Setelah mendapatkan tempat yang nyaman dan aman untuk berlindung dari kejaran pasukan kolonial Belanda, Syekh Abdul Manaf pun memiliki keinginan untuk menyebar luaskan ajaran Islam. Hal tersebut dikarenakan pada saat berada di Mataram tidak sempat menyebarkan ajaran Islam secara maksimal.
Baca Juga: Gedung Kesenian Pusat Pengembangan Kebudayaan Kembali Hidup
Di tempat barunya Syekh Abdul Manaf berkeinginan mendirikan sebuah Pesantren untuk tempat penyiaran Islamnya. Syekh Abdul Manaf di dalam satu waktu mendapatkan sebuah petunjuk dari Sang Illahi. Dimana beliau diberi petunjuk jika ingin menyebarkan ajaran Islam di Priangan Syekh Abdul Manaf harus melakukan ibadah Haji terlebih dahulu ke Mekkah.
Setelah beliau melakukan ibadah Haji di Mekkah Syekh Abdul Manaf mendapatkan lagi petunjuk dimana beliau harus mengambil segumpal tanah dari suatu perkampungan di Mekkah. Berdasarkan petunjuk, Syekh Abdul Manaf menguburkan segumpal tanahnya di rawa-rawa yang menjadi tempat beliau tinggal dan menetap.
Tak lama kemudian setelah Syekh Abdul Manaf mengubur tanah tersebut. Secara perlahan Syi’ar Islam yang disampaikan kepada masyarakat Priangan dan mulai diterima dengan baik.
Kampun adat tersebut dinamai Syekh Abdul Manaf dengan nama Kampung Adat Mahmud. Dinamai Kampung Mahmud berasal dari kata Mahmuddah dari bahasa Arab yang berarti Akhlakul Mahmudah atau Akhlak yang mulia.
Sampai saat ini pun Kampung adat Mahmud masih ada dan semakin populer, Kampung adat Mahmud yang terletak di RW 04 ,Desa Mekar Rahayu, Kecamatan Marga Asih, Kabupaten Bandung.