Monumen Perjuangan Rakyat Jawa Barat, Ada Banyak Cerita di Bawahnya

- 30 September 2023, 22:46 WIB
Monumen Perjuangan Rakyat Jawa Barat berdiri megah menghadap Gedung Sate Bandung.
Monumen Perjuangan Rakyat Jawa Barat berdiri megah menghadap Gedung Sate Bandung. /Portal Bandung Timur/Anisa Auliya /

Kemudian di ruang pamer benda bersejarah banyak sekali koleksi seperti mesin jahit yang digunakan Raden Dewi Sartika, rantang makanan, samping batik tulis, tumbukan untuk membuat bedak, telepon, mesin ketik, kain batik, pistolpistol VOC, topi baja, koper, sepeda ontel, tombak, dan lainnya.

Ruang foto dokumenter banyak sekali kisah yang disuguhkan secara singkat, padat, dan jelas. Yang ditempel disekitaran dinding ruangan yang melengkung dan penjelasan seluruh kisah-kisah di Jawa Barat. Namun di ruangan ini memang harus di dampingi oleh kurator karena hanya narasi dan asyik sekali penjelasan yang disampaikan oleh Pak Rikrik sebagai kurator.

Anggota Legiun Veteran Republik Indonesia (LVRI) Jawa Barat melihat foto disertai narasi peristiwa Bandung Lautan Api pada kegiatan peringatan peristiwa Bandung Lautan Api yang diselenggarakan UPTD Pengelolaan Kebudayaan Daerah Jawa Barat  Monumen Perjuangan Rakyat Jawa Barat pada tahun lalu.
Anggota Legiun Veteran Republik Indonesia (LVRI) Jawa Barat melihat foto disertai narasi peristiwa Bandung Lautan Api pada kegiatan peringatan peristiwa Bandung Lautan Api yang diselenggarakan UPTD Pengelolaan Kebudayaan Daerah Jawa Barat  Monumen Perjuangan Rakyat Jawa Barat pada tahun lalu. Portal Bandung Timur/heriyanto
Sebelum menuju ruang perpustakaan, pengunjung akan melewati foto para Gubernur Jawa Barat dari periode 1945 oleh Mas Soetardjo sampai periode 2018 oleh Ahmad Heryawan. Dan periode Pak Ridwan Kamil ada di depannya. Kemudian jalan beberapa langkah kami menemukan lukisan-lukisan yang di simpan berjajar di depan ruang perpustakaan.

"Ini lukisan hasil karya kemarin kami bulan Desember mengadakan lomba melukis se-Bandung Raya pesertanya mahasiswa", jelas Pak Rikrik dan beliau pun akan membagikan informasi bila ada lomba melukis antar mahasiswa.

Terakhir kami mengunjungi ruang perpustakaan yang selain ada buku-buku, masih ada hasil lukisan perlombaan yang masih tersimpan bersandar di kursi-kursi. Buku-buku disana belum terlalu banyak karena masih ada rak-rak yang kosong, ada pula rak-rak yang khusus berisi kenang-kenangan dari Dinas Pariwisata dan Kebudayaan, Palang Merah Indonesia, Balai Pengelolaan Cagar Budaya, DPD Jabar, dan masih banyak lagi yang tak sempat kami lihat.

Koleksi-koleksi di Monju ini walaupun ada yang dihibahkan dari keluarga tokoh yang bersangkutan, tetap akan memasuki ruang transit koleksi. "Jadi kalau ada koleksi yang baru datang, kami simpan dulu disini, kita teliti, observasi, kemudian di konservasi, kemudian berunding dengan para sejarawan untuk kelayakan koleksi" jelas Pak Rikrik.

Museum Bawah Tanah Monju ini sangat menarik dikunjungi para pelajar dan salah satu metode agar para pelajar tertarik akan sejarah budayanya. Museum ini terbuka untuk umum mulai dari jam 8 pagi sampai jam 4 sore di hari Senin sampai Jumat. Dan tidak dipungut biaya sama sekali. Jadi sangat cocok untuk kalian yang ingin berwisata hemat dan cerdas di Bandung. (Anisa Auliya)***

Halaman:

Editor: Heriyanto Retno


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah