PORTAL BANDUNG TIMUR – Sebagai generasi milenial tentunya kita harus selalu melestarikan budaya ataupun kesenian yang sudah diturunkan dari orang orang sebelum kita. Nah,di Kota Bandung wilayah timur, khususnya Kecamatan Ujung Berung terdapat satu kesenian khas yang masih eksis sampai sekarang.
Di daerah Kecamatan Ujung Berung dan sekitarnya, terdapat salah satu kesenian yang masih eksis sampai sekarang. Kesenian tersebut dinamai kesenian Benjang. Dalam perkembangannya, kesenian Benjang ini terbagi menjadi tiga jenis, yatu ada benjang gulat, benjang helaran, dan topeng benjang.
Baca Juga: Mengenal Bangbarongan di Gelar ISBI Bandung di Sanggar Seni Reak Tibelat Bah Enjum
Benjang Gulat bagi yang belum tahu, sederhananya hampir sama lah kaya gulat ala yang ada sejak jaman Yunani Kuno atau seperti olahraga jepang yaitu gulat sumo. Bedanya di benjang gulat ini yang ikut tidak harus orang yang bertubuh besar.
Kemudian Benjang Helaran, bagi masyarakat Ujungberung sendiri, Benjang Helaran ini biasanya sering diselenggarakan atau ditampilkan setiap peringatan hari-hari besar. Seperti acara 17 Agustusan ataupun sengaja di acara hajatan.
Kemudian Topeng Benjang, ini biasaya masuk kedalam rangkaian Benjang Helaran. “Kebanyakan sekarang seni benjang itu hanya dijadikan sebagai ajang hiburan ataupun tasyakuran bagi masyarakat,” kata Bapak Adin,salah seorang sesepuh seni benjang yang juga pendiri sanggar benjang yang bertempat di Ujungberung.
Pertunjukan Benjang di Putra Buhun Kencana ini mengkolaborasikan dengan tepak bajidor, sehingga dalam pelaksanaan bisa lebih meriah. Dibutuhkan sekitar 40 orang untuk melakukan sekali pertunjukan benjang helaran, 40 orang ini dibagi-bagi menjadi beberapa tugas, ada yang menjadi penari,sinden,ada yang bagian nabeuh alat, kuda lumping, dan lain sebagainya.
Menurut Bah Adin, kalau lagi ada acara-acara besar, benjang helaran ini dalam seminggu bisa menerima sampai 3 kali panggilan. ini tandanya berarti masih banyak masyarakat yang tertarik akan kesenian benjang helaran ini.
Baca Juga: Seni Benjang, Asal Cibolerang yang Masih Tersisa Hingga Kini