Angklung Sered Jadi WBTB Indonesia, Mangunreja Tasikmalaya Bangga

- 10 Oktober 2020, 00:35 WIB
KESENIAN tradisional Angklung Sered Balandongan.**
KESENIAN tradisional Angklung Sered Balandongan.** /Heriyanto Retno

Perkelahian diantara kedua jagoan dengan masing-masing masih memegang angklung akan berlangsung sangat lama bila salah satu belum terkunci seperti dalam permainan benjang atau gulat.

Bahkan biasanya karena dulu menentukan jagoan desa, maka perkelahian berakhir dengan kematian atau cacatnya salah seorang dari jagoan.

Biasanya, bukan hanya satu hingga tiga pasang jago saja yang bertarung, tetapi bisa sampai lima hingga tujuh pasang.

Baca Juga: Profiles in History Akan Melelang Barang Dari Film James Bond

Perkelahian antar jagoanpun bisa berlangsung cukup lama dan berhari-hari sesuai dengan kesaktian para jagoan.

Sementara dalam pegelaran Kesenian Angklung Sered Balandongan hasil Program Pewarisan, semalam ditampilkan dalam bentuk kemasan hiburan sebagaimana yang berkembang saat ini  Kamp. Balandongan Ds.Sukaluyu Kec. Mangunjaya Kab.Tasikmalaya.

Kesenian biasanya dipegelarkan setiap pesta panen, hajatan lembur, Agustusan hingga menunggu waktu magrib pada bulan puasa.

Baca Juga: Mata Pengacara: Proses Pengadilan Bagian Perdata

Kesenian yang hingga kini masih terjaga dengan baik dari Kamp. Balandongan Ds.Sukaluyu Kec. Mangunjaya Kab.Tasikmalaya, yang terkenal sangat  agamis, konon sudah ada sejak tahun 1908. Hingga tahun 1917-an angklung sered berfungsi sebagai tangra dan kalangenan.

Pada tahun 1917-1942 berfungsi sebagai adu kekuatan atau adu jajaten untuk memilih jago yang akan menjadi pasukan RAA Wiratanuningrat, sehingga disebut kesenian angklung adu dan antara tahun 1942-1945 berubah fungsinya sebagai lambang perjuangan untuk melawan penjajah. Hingga tahun 1950-sekarang berfungsi sebagai alat hiburan.

Halaman:

Editor: Heriyanto Retno


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x