Hari Ini, Google Noodle Tampilkan Tokoh Pers Nasional Wanita Indonesia Siti Latifah Herawati Diah

- 3 April 2022, 03:53 WIB
Ilustrasi Google Noogle pada Minggu 3 April 2022 menampilkan tokoh pers nasional wanita Indoneseia   Siti Latifah Herawati Diah.
Ilustrasi Google Noogle pada Minggu 3 April 2022 menampilkan tokoh pers nasional wanita Indoneseia Siti Latifah Herawati Diah. /Sumber Google Noodle/

PORTAL BANDUNG TIMUR - Pada hari ini, Minggu 3 April 2022, Google menampilkan ilustrasinya atau Google Doodlenya sosok tiga wanita.Ilustrasi pertama seorang wanita mengenakan pakaian toga, kedua wanita memegang suratkabar atau koran dan ketiga wanita sepuh tengah menulis.

Berdasarkan keterangan Google Doodle, ilustrasi tersebut adalah Siti Latifah Herawati Diah. Seorang tokoh pergerakan Indonesia yang berjuang melalui media massa.

Bila Siti Latifah Herawati Diah, saat ini masih ada kini berusia 105 tahun. Wanita kelahiran Tanjung Pandan, Bangka Belitung, 3 April 1917 yang wafat pada 30 September 2016 di usia 99 tahun adalah wanita tokoh pers tanah air.

Berdasarkan sejumlah sumber yang dikutip Portal Bandung Timur,  Siti Latifah Herawati Diah, adalah anak ketiga dari antara empat bersaudara. Ibunya Siti Alimah binti Djojodikromodan ayah Raden Latip. R. Latip adalah lulusan sekolah dokter Stovia tahun 1908, membuka praktek di pulau tetangga Bangka itu sebagai ahli medis sebuah perusahaan tambang timah Belanda, Biliton Maatschappij.

Baca Juga: Ramadhan Tiba, Kebijakan Ini yang Akan Dilaksanakan Bupati Bandung

Kemudia Dokter Latip berpindah tugas ke Batavia (Jakarta) dan Siti Latifah Herawati Diah bersekolah di Europeesche Lagere School di Salemba. Namun karena terjadi ketersinggungan orang tua dengan Dr Koets salah seorang guru pengajar bahasa Yunani, Siti Latifah Herawati Diah berserta adiknya Saptarita memilih keluar sekolah. Demikian pula halnya dengan siswa pribumi lainnya.

“Kami ternyata semua pindah sekolah. Itu akibat ulah Dr. Koets…. Otak kami dinilainya sebagai inferior. Dr. Koets amat rasis dan suka menyepelekan murid pribumi di sekolah. Suatu hari ketika mengajar bahasa Latin, Dr. Koets mencibir orang inlander tak mungkin mampu menguasai bahasa Latin.” kata Siti Latifah Herawati dalam bukunya An Endless Journey: Reflections of an Indonesian Journalist. 

Usai bertugas di Batavia, kedua orang tua Siti Latifah Herawati memboyong putera puterinya ke Tokyo Jepang. Siti Latifah Herawati dan Saptarita adiknya sempat mengecap pendidikan di  American School Tokyo.

Baca Juga: Siapkan Basis Data Tunggal, Koperasi dan UMKM di Jabar akan Didata Ulang

Usai sekolah di School Tokyo atas dorongan semangat dari sang ibu yang berpendidikan pesantren, Siti Latifah Herawati pergi ke Negeri Paman Sam untuk melanjutkan studi Sosiologi dan Ilmu Jurnalistik di Columbia University. Pada saat musim panas  mengambil kursus di Stanford University.

Halaman:

Editor: Heriyanto Retno


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x