Bulan Shafar Memiliki Arti Kosong, Namun Bukan Berarti Berhenti Melakukan Amal Ibadah untuk Meraih Pahala

- 16 September 2022, 07:22 WIB
Bulan Shafar memiliki arti kosong namun bukan berarti kegiatan ibadah terhenti tapi justru harus terus ditingkatkan.
Bulan Shafar memiliki arti kosong namun bukan berarti kegiatan ibadah terhenti tapi justru harus terus ditingkatkan. /Portal Bandung Timur/hp siswanti/

PORTAL BANDUNG TIMUR - Dalam hadist riwayat Imam Bukhari dan Muslim, diriwayatkan dari Abul Abbas yaitu Abdullah bin Abbas bin Abdul Muthallib ra, dari Rasulullah Shalallahu Allaihi Wassalam bersabda yang artinya; “Sungguh Allah telah memastikan banyak kebaikan dan keburukan, lalu beliau menjelaskannya. Maka siapa saja yang bertekad melakukan satu kebaikan, lalu ia tidak melakukannya, meskipun begitu tetap Allah tabaraka wa ta’ala pastikan satu kebaikan yang sempurna baginya di sisi-Nya.”

“Dan siapa saja yang bertekad melakukan satu kebaikan, lalu ia melakukannya, maka Allah pastikan 10 kebaikan, sampai 700 kebaikan, sampai kebaikan yang banyak dan berlipat ganda. Jika ia bertekad melakukan satu keburukan, lalu ia tidak melakukannya, maka Allah ta’ala pastikan satu kebaikan yang sempurna untuknya di sisi-Nya; dan jika ia bertekad melakukan satu keburukan, lalu ia tidak melakukannya, maka hanya Allah pastikan satu keburukan untuknya.”

“Jumat hari ini (16 September 2022) telah memasuki pekan ke tiga di bulan shafar. Makna dari bulan Shafar adalah kosong, namun bukan berarti selama mengarungi waktu di bulan Shafar kita harus melewatkannya dengan kekosongan amal ibadah, tapi justru sebaliknya harus diisi dengan amal ibadah, sebagaimana janji Allah Subhanahu Wa Ta’ala yang di sabdakan oleh Rasulullah Shalallahu Allaihi Wassalam,” ujar Ustad Didi Saefulloh terkait dengan ibadah di bulan Shafar.

Baca Juga: Terduga Maling Uang Rakyat di  LPDB UMKM Jabar Rp116,8 Miliar Berawal Dari Sini

Berkaitan dengan hadist tentang amalan yang dijanjikan balasan dari Allah Subhanahu Wa Ta’ala, Ustad Didi Saefulloh mengatakan bahwa hadist sebagaimana yang diriwayatkan Al-Bukhari dan Muslim tersebut Allah Subhanahu Wa Ta’ala menjanjikan balasan. Yaitu, amal kebaikan yang pahalanya 10 kali lipat, kemudian amal kebaikan yang pahalanya 700 kali lipat serta amal kebaikan yang pahalanya sangat banyak lebih dari 700 kali lipat.

“Janji Allah Subhanahu Wa Ta’ala memberikan balasan amalan sebanyak 10kali lipat kepada hambaNya yang melakukan amal kebajikan apa saja termuat dalam firmannya pada surah Al Anam. Yang artinya; “Barang siapa yang datang dengan kebaikan, maka ia mendapatkan pahala 10 kali lipatnya,” ujar Ustad Didi Saefulloh mengutip surah Al Anam ayat 16.

Kemudian janji Allah Subhanahu Wa Ta’ala memberikan balasan 700 kali lipat pada umatNya yang bila bersedekah dan amal jariyah untuk perjuangan di jalan Allah atau fi sabillilah. “Rasulullah Shalallahu Allaihi Wassalam bersabda yang artinya, siapa saja yang mengirim donasi infak untuk perjuangan jihad fi sabilillah sementara ia sendiri hanya diam di rumah (tidak ikut berangkat berjuang), maka baginya setiap donasi satu dirham mendapatkan pahala 700 dirham,” ujar Ustad Didi Saefulloh mengutip salah satu hadist yang diriwayatkan Ibnu Majah dan Al-Mundziri.

Baca Juga: Video Pemukulan Mahasiswa UIN Sunan Gunung Djati Bandung Baru Viral, Polsek Panyileukan Pastikan Proses Hukum

Sementara amalan yang dapat dilaksanakan untuk mendapatkan pahala berlipat ganda lebih dari 700 kali menurut Ustad Didi Saefulloh adalah amalan yang sangat mudah dilakukan oleh setiap orang. “Namun amalan tersebut sangat jarang danbahkan disepelekan untuk dilaksanakan diantaranya melakukan dzikir saat memasuki pasar atau saat akan melakukan kegiatan jual beli,” ujar Ustad Didi Saefulloh.

Ustad Didi Saefulloh mengutp salah satu hadist yang artinya, “Siapa saja yang masuk ke pasar lalu membaca dzikir yang artinya: ‘Tidak ada Tuhan selain Allah Yang Maha Esa, tidak ada sekutu bagi-Nya, bagi-Nya kerajaan dan bagi-Nya pujian, Allah Dzat yang menghidupkan dan yang membinasakan, Allah Dzat adalah Yang Maha Hidup yang tidak akan pernah binasa, hanya pada kekuasan-Nya lah kebaikan, dan Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu’; maka Allah pastikan bagi orang yang membacanya itu sejuta kebaikan, Allah lebur darinya sejuta keburukan, dan Allah angkat baginya sejuta derajat.”

Halaman:

Editor: Heriyanto Retno


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x