Hati-hati, Marak Investasi Fiktif Janjikan Kaya Instan

- 2 Mei 2021, 14:09 WIB
ilustrasi investasi bodong atau ilegal
ilustrasi investasi bodong atau ilegal /infografis otoritas jasa keuangan

PORTAL BANDUNG TIMUR - Di era pandemi Covid-19 banyak UMKM dan pedagang kecil tutup sehingga tidak dapat lagi melanjutkan aktivitasnya. Dalam kondisi sulit masyarakat terjebak investasi fiktif (ilegal) dikarenakan keinginan cepat menjadi kaya dan untung dengan mudah.

“Padahal, tidak mungkin mendapatkan keuntungan dengan mudah, tanpa melalui proses dan kerja keras. Coba kalau kita lihat, pengusaha di Indonesia yang selalu diumumkan dari nomor pertama dan seterusnya, pasti mereka melalui proses susah terlebih dulu, mereka memulai dari usaha yang kecil sampai tumbuh besar dengan membangun nilai tambah,” ujar Wakil Ketua DPR RI Rachmat Gobel pada saat Penyuluhan Jasa Keuangan dengan tema ‘Literasi Keuangan Dan Berantas Investasi Fiktif’ di Universitas Gorontalo, beberapa waktu lalu.

Pada umumnya menurut Rachmat Gobel pengusaha sukses, ketika memiliki keuntungan 10, maka yang diambil untuk makan hanya 1 saja. “Sedangkan orang kita kalau punya untung 10, dimakan 12 sehingga bergantung dengan pinjaman, karena ingin dibilang sukses, padahal itu egoisme dan nafsu kita yang ingin cepat kaya," ujar Rachmat Gobel.

Baca Juga: Awas, Ada 5.797 Perlintasan Kereta Api dan 4.477 Tidak Dijaga

Disampaikan Rachmat Gobel, berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), perkiraan total kerugian masyarakat akibat investasi ilegal dalam rentang waktu tahun 2007 hingga 2017 saja tidak kurang dari Rp105,81 triliun. Hal ini menunjukan banyak masyarakat terjebak investasi fiktif (ilegal) dikarenakan keinginan cepat menjadi kaya dan untung dengan mudah.

Saat ini di era pandemi Covid-19 menurut Rachmat Gobel, tidak sedikit UMKM dan pedagang kecil mengalami kegagalan tidak dapat lagi melanjutkan aktivitasnya. Dalam kondisi engan keadaan modal yang sudah habis serta kondisi sulit seperti ini, terkadang banyak yang tergiur dengan janji-janji keuntungan yang berlipat dari sebuah investasi.

"Apalagi saat ini konsumerisme kita sedang meningkat dan tidak sedikit dari kita yang inginnya cepat kaya. Akhirnya langkah kita salah dalam melihat dan menganalisa. Alih-alih investasi bisa menutup kerugian dan bisa mendapatkan untung, tapi malah membuat kondisi semakin sulit karena investasi fiktif tadi," ujar Rachmat Gobel.

Baca Juga: Daud Achmad, Jangan Sampai Indonesia Seperti India

Kepada para peserta Penyuluhan Jasa Keuangan, Rachmat Gobel, memotivasi agar para mahasiswa menjadi pengusaha besar serta menyosialisasikan agar bersama memberantas investasi fiktif. “Mumpung belum banyak di Gorontalo dan mudah-mudahan tidak ada,” ujar Rachmat Gobel.

Sebagai Wakil Ketua DPR, Rachmat Gobel, mengapresiasi peran OJK yang sudah mau menyosialisasikan tentang literasi keuangan agar para mahasiswa bisa memahami investasi fiktif. "Saya berharap adik-adik bisa menceritakan ke teman-teman yang lain, hati-hati jangan terjebak investasi bodong ini. Mereka yang tidak memiliki niat baik ini, suka mencari daerah yang miskin-miskin karena gampang dijanjikan keuntungan yang menggiurkan dari investasi bodong," harap Rachmat Gobel.

Halaman:

Editor: Heriyanto Retno


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah