Harga Minyak Goreng Memang Turun, Tapi Minyaknya Ngak Ada

- 2 Februari 2022, 17:00 WIB
Minyak goreng program pemerintah yang menghilang  di rak sebuah warung ritel atau mini market  di Kota Cimahi, warga terpaksa membeli minyak eceran atau minyak curah.
Minyak goreng program pemerintah yang menghilang di rak sebuah warung ritel atau mini market di Kota Cimahi, warga terpaksa membeli minyak eceran atau minyak curah. /Portal Bandung Timur/may nurohman/

PORTAL BANDUNG TIMUR - Sejumlah warga Kota Bandung dan Kota Cimahi harus berkeliling mencari minyak goreng kemasan yang tiba-tiba menghilang di swalayan maupun warung ritel. Minyak goreng program pemerintah seharga Rp14.000 per liter sulit di dapat bahkan pada Rabu 2 Februari 2022 tidak tersedia di rak dagangan  swalayan maupun warung ritel.

“Tahu tidak ada mah mending beli saja tadi di pasar minyak kiloan (eceran atau curah). Sudah mah nyarinya susah, ternyata harganya mah tetep anger mahal,” gerutu seorang ibu saat mengobrol dengan ibu lainnya di depan warung ritel di Jalan Leuwigajah, Kelurahan Leuwigajah Kecamatan Cimahi Selatan Kota Cimahi, Rabu 2 Februari 2022.  

Keempat ibu rumah tangga asal Nanjung tersebut mengaku sudah mendatangi sejumlah warung ritel atau mini market di Kota Cimahi. Bahkan untuk membandingkan harga minyak goreng keempatnya menyambangi di pasar swalayan atau super market serta pasar tradisional.

Baca Juga: Kasus Covid-19 di Kota Bandung Meningkat 10 Kali Lipat

“Di super market ada minyak goreng, tapi minyak goreng dari kelapa dan ada juga yang dari kelapa sawit tapi harganya tetep masih Rp32.000 bahkan ada yang di atas Rp40.000 per liternya. Kalau yang program pemerintah sampai enam mini market yang didatangi semuanya kosong, kata penjaganya tidak tahu kapan akan dirikim lagi,” ujar Teti Widarti.

Sementara Suryana seorang pedagang gorengan mengaku saat ini menggunakan minyak goreng dengan merek lain dan kualitas yang jauh beda. “Ya terpaksa gunakan merek yang ada, asalkan minyak goreng dan harganya terjangkau daripada minyak bagus tapi harganya tinggi malah nombok, apalagi kondisi saat ini sedang merosot,” ujar Suryana yang mengaku mendapatan minyak goreng dengan merek yang masih asing di Pasar Antri Kota Cimahi.Baca Juga: Aksi Barongsai di Mal di Picu Kerumunan, Netizen Khawatir Pasca Imlek Covid-19 Naik Lagi

 

Hal senada dikatakan pedagang lainnya di Pasar Antri Kota Cimahi kalau mereka terpaksa membeli minyak goreng program pemerintah yang harganya masih terjangkau meski kualitas berbeda. “Biasanya merek yang umum lah untuk rasa dan kualitas gorengan, serta minyaknya dapat dipakai seharian beberapakali goreng, tapi minyak yang ini baru beberapakali goreng warnanya sudah mulai keruh,” ujar Dede, pedagang di Pasar Antri Kota Cimahi.

Sebagaimana diberitakan, Pemerinta melalui Kementerian Perdagangan melakukan operasi pasar untuk menstabilkan harga minyak goreng yang naik dua kali lipat di pasaran. Bahkan Pemerintah melalui Kemendag juga telah menerbitkan dan memberlakukan Permendag No. 3 Tahun 2022 tentang harga eceran tertinggi (HET) untuk minyak goreng. Berdasarkan  Permendag No. 3 Tahun 2022 yang mulai diberlakukan per 1 Februari 2022, HET minyak goreng curah sebesar Rp11.500/liter, kemasan sederhana sebesar Rp13.500/liter, dan kemasan premium sebesar Rp14.000/liter. (may nurohman)***

Editor: Heriyanto Retno


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah