PORTAL BANDUNG TIMUR – Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan menegaskan komitmen Pemerintah dalam memastikan ketersediaan pasokan dan menjaga harga barang kebutuhan pokok (bapok) di tingkat wajar. Ketersediaan stok dan menjaga harga bertujuan agar masyarakat dapat menunaikan ibadah dengan tenang dan khusyuk pada bulan puasa dan Idulfitri 2024.
Hal tersebut ditegaskan Mendag Zulkifli Hasan dalam Rapat Kerja dengan Komisi VI DPR RI di Jakarta, pada Rabu,13 Maret 2024. "Pemerintah senantiasa berkomitmen untuk memastikan ketersediaan pasokan dan menjaga harga barang kebutuhan pokok di tingkat yang wajar sehingga masyarakat dapat menunaikan ibadah dengan tenang dan khusyuk pada bulan puasa dan Idulfitri tahun ini,"kata Mendag Zulkifli Hasan.
Disampaikan Mendag Zulkifli Hasan, Kementerian Perdagangan bekerja sama dengan dinas yang membidangi perdagangan di seluruh Indonesia terus memantau perkembangan ketersediaan dan harga barang kebutuhan pokok. Pematauan dilakukan secara daring dan harian melalui Sistem Pemantauan Pasar Kebutuhan Pokok (SP2KP).
Baca Juga: Akan Masuk Panen Raya, Pj Gubernur Jabar Jamin Stok Beras di Jabar Aman
Dikatakan Mendag Zulkifli Hasan, pemantauan dilaksanakan di lebih 600 pasar rakyat di 503 kabupaten dan kota di 38 provinsi seluruh Indonesia. Pemantauan barang kebutuhan pokok di pasar rakyat tersebut menjadi indikasi awal kondisi stabilisasi harga dan ketersediaan barangkebutuhan pokok sehingga dapat dijadikan salah satu dasar dalam pengambilan keputusan untuk menjaga stabilitas harga dan inflasi di level yang telah ditargetkan.
"Berdasarkan pantauan harga di SP2KP per 8 Maret 2024, terdapat beberapa komoditas yang perlu diwaspadai. Tercatat harga rata-rata nasional komoditas tertentu menunjukkan tren kenaikan atau telah di atas Harga Eceran Tertinggi (HET) atau Harga Acuan (HA), yakni beras, minyak goreng curah, telur ayam ras, dan cabai," terang Mendag Zulkifli Hasan.
Terkait beras, Mendag Zulkifli Hasan kembali menjelaskan, El-Nino telah menyebabkan pergeseran musim panen. Sehingga pasokan ke pasar berkurang dan kebutuhan yang tetap menyebabkan harga beras meningkat.
Tingginya harga beras juga menyebabkan beberapa ritel tidak membeli beras karena adanya ketentuan mengenai HET. Karenanya Pemerintah menjaga pasokan dan keterjangkauan harga beras melalui penyaluran beras program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP)sesuai HET beras medium, baik di pasar rakyat maupun ritel modern.
Baca Juga: Alhamdulillah, Kepala Bapanas Sebut Harga Beras Mulai Turun Jadi Rp14.000 Per Kilogram
"Saat ini harga beras mulai turun namun belum cukup signifikan karena di beberapa daerah mulai panen tetapi bukan panen raya. Penyaluran bantuan pangan beras masih diperlukan karena banyak masyarakat yang mengalami kesulitan akibat kurangnya pasokan beras,"terang MendagZulkifli Hasan.