Beras SPHP Bulog hanya Tahan Seminggu di Pasar

- 28 Februari 2024, 14:21 WIB
Direktur Utama Perum BULOG Budi Waseso bersama Kepala Badan Pangan Nasional Arief Prasetyo Adi, saat peluncuran Beras Operasi Pasar yang kini bernama Stabilisasi Pasokan dan Harga Pasar (SPHP) beberapa waktu lalu.
Direktur Utama Perum BULOG Budi Waseso bersama Kepala Badan Pangan Nasional Arief Prasetyo Adi, saat peluncuran Beras Operasi Pasar yang kini bernama Stabilisasi Pasokan dan Harga Pasar (SPHP) beberapa waktu lalu. /Humas dan Kelembagaan BULOG/

PORTAL BANDUNG TIMUR – Pedagang di sejumlah pasar Kota Bandung kembali mulai kehabisan stok beras program stabilisasi pasokan dan harga pangan (SPHP) Bulog yang didistribusikan pada Rabu 21 Februari 2024 lalu. Beras premium dengan harga Rp14.500 per kilogram SPHP Bulog kini kembali mengilang.

“Setiap pedagang hanya diberi jatah 5 kwital (500 kilogram), padahal menjelang bulan puasa kebutuhan minimal 2 ton. Sejak mendapat kiriman Rabu (21 Februari 2024) lalu, hari Minggu (25 Februari 2024) sudah langsung ludes,” terang Asep Gojali seorang pedagang di Pasar Cicaheum Kota Bandung.

Tingginya minat konsumen membeli beras dalam sepekan terakhir menurut Asep Gojali dikarenakan isu beras menghilang di supermarket dan harganya akan mahal menjelang puasa mendatang. “Padahal beras di pasar mah teu menghilang, stok ada tapi memang harga mahal karena kurangnya pengiriman dari bandar atau distributor,” kata Asep Gojali.

Baca Juga: Tekan Harga Beras Mahal, Pemkab Cianjur Bagikan Beras Gratis 10Kg Tiap KK

Hilangnya beras SPHP Bulog juga terjadi di sejumlah pasar wilayah timur dan selatan Kota Bandung. “Seharusnya pemerintah memberikan kebijakan pemberian jatah beras program SPHP tidak di pukul rata 5 kwintal per pedagang, tapi dilihat wilayah mana yang penduduknya padat dan tingginya permintaan beras,” ujar Dadang pedangang di Pasar Ujungberung.

Dikatakan Dadang, sejak mendatap jatah Kamis 22 Februari 2024, beras SPHP langsung banyak yang mencari karena harganya lebih murah dari beras dari distributor. “Untuk beras premium SPHP Bulog harganya sama dengan beras medium dari bandar, karenanya sejak SPHP ada tidak menjual beras medium. Tapi sekarang karena stok beras Bulog sudah habis beras medium kembali di jual dengan harga Rp15.000 perkilogramnya,” kata Dadang.

Sejak muncul isu beras mahal dan menghilang di pusat perbelanjaan sebelum Pemilu 2024 14 februari 2024, harga beras di pedangan eceran pasar Kota Bandung terus merangkak naik. “Hampir setiap minggunya naik Rp500 perkilogramnya, seperti beras Pandanwangi yang sebelum Pemilu Rp14.600 kini rata-rata Rp18.000 hingga Rp20.000 perkilogramnya, Rojolele atau Setra berada dibawahnya selisih Rp1000 perkilogramnya,” kata Budi, seorang pedagang di Pasar Ciwastra.

Terhadap harga beras yang kembali merangkak naik menjelang bulan puasa, sejumlah warga berharap Pemerintah melalui Bulog melakukan operasi pasar ataupun pendistribusian beras subsidi seperti program beras SPHP Bulog. “Lebih baik kalau beras subsidi didistribusikan ke pedagang langsung ke pasar, jangan dijual ditiap kecamatan, sistim kupon yang menimbulkan antrian. Rasa-rasanya kurang manusiawi,” kata Nurhasana seorang warga ditemui di Pasar Ujungberung.***

Editor: Heriyanto Retno


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah