Bercerita tentang awal mula, Nur Syamsiah tertarik menulis buku adalah pada tahun 2017. Saat itu ia bertemu teman lamanya semasa kuliah di Jurusan Pendidikan Bahasa Inggris IKIP Semarang, yang kini bernama UNNES.
Baca Juga: Dukung Buruan SAE, Kampung Hejo SAE Co-Working Space Bandung Timur Dirancang
Temannya merupakan seorang penulis yang ketika itu memberikan informasi mengenai pelatihan penulisan karya fiksi. Dan, Nur Syamsiah kala itu merasa tertarik untuk mengikutinya.
“Pada mulanya hanya iseng, mencoba kemampuan untuk menulis. Saat itupun para peserta ditantang untuk mampu menulis dalam waktu tiga minggu dan ternyata berhasil memenuhi tantangan tersebut,” cerita Nur Syamsiah.
Bukan tanpa alasan Nur Syamsiah untuk menulis. Setidaknya ada tiga alasan kenapa Nur Syamsiah menulis.
Pertama, bagi Nur Syamsiah, menulis menyalurkan hobinya. Kedua, menulis merupakan media untuk mendidik, dan ketiga, menurutnya menulis sebagai bentuk pengamalan dari perkataan Imam Syafi’i, yakni “Ikatlah ilmu dengan tulisan”.
Diakui Nur Syamsiah, mendapatkan inspirasi untuk menulis dari banyak hal. Saat ia berada di rumah, inspirasi muncul dari anak-anak dan suaminya.
Baca Juga: Kasus Covid-19 di Kota Bandung, Dalam Sepekan Terjadi Penambahan 500 Kasus
Saat melakukan perjalanan di dalam bus, inspirasi muncul kala menyaksikan adanya pelanggaran lalu lintas. Tidak hanya itu, pencopetan di angkutan umumpun merupakan inspirasi baginya.
“Apalagi kala menyaksikan satu keluarga yang menjadi kru bus Maka ini adalah inspirasi yang akan tuangkan dalam tulisan saya,” ujar Nur Syamsiah.