Bi Ian Mengecap Manisnya Buah Strawberry Khas Ciwideuy

- 16 Juni 2023, 09:19 WIB
Agar-agar strawberry buatan Bi Ian menjadi oleh-oleh khas Ciwideuy Kabupaten Bandung.
Agar-agar strawberry buatan Bi Ian menjadi oleh-oleh khas Ciwideuy Kabupaten Bandung. /Portal Bandung Timur/Alika Syafitri/

Di dalam rumah kontrakan berukuran 3 x 6 ini pula ia bisa mengobati kepedihan hidup dengan canda-tawa anak-anaknya. Mungkin dari luar hanya tampak rumah biasa yang terlihat, namun di dalamnya menyimpan banyak cerita yang tak banyak orang tahu.

Matahari sudah berada tepat diatas kepala mengeluarkan terik yang panas di siang hari. Langkah demi langkah Bi Ian susuri demi mendapatkan strawberi sebagai bahan untuk olahan manisan . Siang itu, ia mengitari pengepul yang biasa menampung strawberi untuk mencari buah yang sudah terlalu matang dan hasil sortiran.Bisa dibilang kualitasnya tidak terlalu bagus.

Agar-agar strawberry banyak disukai wisatawan saat berkunjung ke Ciwideuy karena rasanya yang khas dan harganya yang murah.
Agar-agar strawberry banyak disukai wisatawan saat berkunjung ke Ciwideuy karena rasanya yang khas dan harganya yang murah.
Selain bisa mengeluarkan warna merah pekat, strawberi dengan keadaan seperti  itu juga menjadikan manisan mempunyai cita rasa manis. Satu kilo strawberi jenis ini dihargai Rp.10.000.

Setelah mendapatkan semua bahan bahan pembuatan manisan agar-agar strawberi, Bi ian mengolahnya tanpa bantuan tangan orang lain. Ia selalu menjaga kebersihan. Sesudah strawberi dicuci, kemudian dimasukan ke dalam Blender untuk dihancurkan.

Kemudian Bi Ian menyiapkan panci untuk menampung strawberi yang sudah hancur, bersamaan dengan strawberi tersebut dididihkan dan dicampuri gula, agar-agar merah, dan vanilli sambil diaduk. Jika sudah dirasa cukup tercampur, lalu dituangkan ke atas loyang dan didiamkan hingga 3-4 jam agar mengering sendiri, sebab bi Ian tidak mempunyai lemari pendingin. Jika sudah lalu manisan dipotong bergelombang tipis dan siap untuk dijemur.

Dibawah terik matahari yang panas, Bi Ian menjemur manisan agar-agar strawberi sambil sesekali meratapi nasibnya. Kerut di dahinya, rambut yang mulai bermunculan uban, dan  garis kerutan dekat matanya menandakan bahwa bi ian seharusnya menikmati waktu tua dengan banyak istirahat.

Baca Juga: MAU Healing, ke Desa Wisata Bojonggambir Aja

Namun apa boleh buat mungkin sudah seharusnya seperti ini, ucapnya. “Kita mah hanya bisa berusaha, selebihnya tuhan yang ngatur”, ucapnya menambahkan.

Setelah dijemur selama 4-5 hari, manisan agar-agar strawberi yang sudah kering dikemas ke dalam toples berukuran 250 ml. Di suatu sore yang cerah Bi Ian seperti biasa datang ke tempat sentra oleh-oleh Ciwidey untuk menitipkan barang dagangannya.

Setiap satu toples manisan dihargai Rp.35.000. Setiap minggu bi Ian kembali lagi ke tempat itu untuk membawa uang hasil penjualan manisan. Meskipun tak seberapa tapi selalu ia cukup-cukupi untuk kebutuhan anak-anaknya.

Halaman:

Editor: Heriyanto Retno


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah