Endang Kenang Pacuan Kuda di Arcamanik

- 6 Juli 2023, 09:43 WIB
Masyarakat masih berdatangan setiap akhir pekan untuk menikmati suasana di area pacuan kuda Arcamanik yang kini sudah berubah menjadi Sport Center Jawa Barat.
Masyarakat masih berdatangan setiap akhir pekan untuk menikmati suasana di area pacuan kuda Arcamanik yang kini sudah berubah menjadi Sport Center Jawa Barat. /Portal Bandung Timur/Fatihah Bani Shafa/

PORTAL BANDUNG TIMUR - Gemuruh langkah segerombolan kuda dan suara riuh masyarakat sudah tidak terdengar lagi di Arena Pacuan Kuda  Arcamanik. Lintasan pacuan kuda yang dibuat kelompok penghobi pacuan kuda tahun 1974,  di jalan Pacuan Kuda, Arcamanik, Bandung, Jawa Barat kini telah berubah.

Arena pacuan kuda Arcamanik, benar-benar telah berubah. Kawasan yang merupakan Tanah Desa milik Pemerintah Kabupaten Bandung, telah menjadi pusat olah raga Sport Jawa Barat Arcamanik, setelah sebelumnya sempat menjadi area lapangan golf.

Arena ini pada awalnya dibangun oleh sekelompok orang yang gemar berolahraga pada tahun 1974. Sebagian pacuan kuda dijadikan lapangan golf dan sampai sekarang pun lapangan golf masih ada. Dulu lapangan pacuan kuda ini, dijadikan perlombaan balap kuda.

Baca Juga: Indah Harjono Turut Jaga Teh Kertasari Karena Kecintaan pada Lingkungan

Masyarakat dahulu berbondong-bondong datang ke lapang untuk menyaksikan perlombaan tersebut. Seperti pacuan kuda pada umumnya, pada bagian samping lapangan terdapat tribun yang merupakan tempat untuk menonton pacuan kuda. "Dulu waktu masih bujang saya sering nonton pacuan kuda bareng teman-teman saya, wah seru sekali, banyak banget orang datang kesini untuk nonton balap kuda," cerita Endang (56) seorang warga sekitar.

Dengan senangnya Endang menceritakan bagaimana serunya suasa menonton balap kuda pada kala itu. Ia pun mengaku sering menonton lomba pacuan kuda. Kuda-kuda yang ada di arena pacuan pun merupakan kuda hasil persilangan.

Pertunjukkan balap kuda ini biasanya diadakan seminggu sekali, yaitu pada hari minggu. Kuda balap yang ditampilkan sangatlah banyak, belum lagi kuda balap yang dibawa oleh masing-masing para pembalap. "Orang-orang biasa yang nonton mah ngak usah bayar, yang bayar-bayar mah cuman yang ikut taruhan aja," ujar Endang.

Baca Juga: Mang Aman Cerita Tumpas Gerombolan DI TII saat Operasi Pagar Betis di Gunung Geber

Penonton yang hadir bukan hanya masyarakat setempat saja, melainkan orang-orang dari Bandung Selatan, Bandung Timur, serta Bandung Utara, semua penjuru hadir untuk  menonton, begitu pula dengan delmannya.  Sehingga tribun yang tersedia pasti selalu terisi penuh oleh para penonton.

Ketika perlombaan dimulai, suasana di Pacuan Kuda Arcamanik berubah menjadi penuh dengan kegembiraan dan ketegangan. Kuda-kuda yang kuat dan elegan meluncur di atas lintasan, disaksikan oleh para joki yang cekatan dan fokus.

Teriakan penonton memenuhi udara ketika kuda favorit mereka mendekati garis finish, dan ketegangan semakin meningkat saat kuda-kuda saling bersaing mendapatkan posisi terdepan. Ketika kuda pertama melintasi garis finish, riuh tepuk tangan dan sorakan penuh kegembiraan menggema di sekitar arena, merayakan momen yang luar biasa ini.

Lintasan balapan kuda di arena pacua kuda Arcamanik sebagian telah menjadi lapangan softball.
Lintasan balapan kuda di arena pacua kuda Arcamanik sebagian telah menjadi lapangan softball.
Tidak hanya kalangan dewasa, kalangan anak-anak pun sangat gemar menonton perlombaan balap kuda. “Dulu kalau orang yang ga kebagian di kursi tribun, pasti banyak yang manjat pohon-pohon disekitar sini, anak kecil sampai remaja juga banyak yang nonton sampe manjat-manjat,” ujar Bapak Endang. Hal ini menunjukkan bahwa semua kalangan sangat menyukai perlombaan balap kuda.

Pacuan Kuda Arcamanik tidak hanya menawarkan pertunjukan yang menarik, tetapi juga menampilkan suasana yang ramah dan akrab. Para penonton saling berbincang-bincang, membagikan prediksi mereka tentang kuda mana yang akan menang, dan menikmati hidangan serta minuman ringan yang disediakan di stan makanan. Suasana penuh keceriaan dan antusiasme mengalir di antara kerumunan, dan setiap detik terasa penting saat perlombaan semakin dekat.

Dengan raut wajah yang menandakan akan kesedihan dan kerinduan atas pacuan kuda pada beberapa tahun silam sebelum disulap menjadi Sport Jabar Arcamanik. "Sekarang udah ga ada balap kuda, udah diganti sama Sport Jabar Arcamanik, di dalem juga ngak tahu sekarang jadi tempat apa, ga seramai dulu” kata Endang. 

Kini pacuan kuda pun hanya tinggal kenangan, puing-puing yang tersisa pun hanya trek jalan balap kuda yang melingkar mengelilingi gedung-gedung yang ada. “Meskipun sudah ngak ada balap kuda, tapi suasananya kadang masih terasa” ujar  Endang.

Karena setiap momentum dalam perlombaan selalu dihargai dan dirayakan dengan riuh tepuk tangan dan sorakan kegembiraan, menciptakan kenangan yang tak terlupakan bagi semua yang hadir di sana. (Fatihah Bani Shafa)***

Editor: Heriyanto Retno


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah