Mang Adang Bendo Pelawak Sunda yang Masih Bertahan Akan Kasundaan

- 6 Agustus 2023, 20:59 WIB
Mang Adang Bendo dan Teh Inong, seniman seniwati yang masih bertahan dengan ciri khas lawakan Sundanya  ditengah arus kesenian modern.
Mang Adang Bendo dan Teh Inong, seniman seniwati yang masih bertahan dengan ciri khas lawakan Sundanya ditengah arus kesenian modern. /Portal Bandung Timur/risam rismawati/

PORTAL BANDUNG TIMUR - Siang menuju sore hari dengan matahari yang cerah tetapi redup di kota Bandung. Perjuangan dalam dunia seni dan hiburan tidak pernah menyurutkan semangat pelawak terkenal dari tanah Sunda ini yaitu dikenal dengan Mang Adang Bendo dan istrinya Teh Inong.

Keduanya merupakan pasangan serasi yang telah lama berkiprah dalam dunia seni dan hiburan. Bahkan, karya-karya Mang Adang Bendo telah diakui dengan berbagai perlombaan yang di ikutinya.

Mang Adang Bendo seorang seniman juga pelawak dari tanah Sunda yang telah berkecimpung pada tahun 1969 sejak beliau duduk dibangku sekolah dasar (SD) yang telah berminat pada kesenian. Sejak saat itu, beliau berminat terhadap kesenian yang biasanya diadakan pada saat kenaikan kelas waktu sekolah Dasar (SD) yang diarahkan oleh gurunya.

Beliau selalu mendapatkan juara dalam pertunjukkan seninya bahkan hingga tingkat nasional. Calung Mang Adang Bendo sendiri memiliki beberapa nama seperti talingtit tay melodi, tempas tong, goong, dan jenglong.

Baca Juga: Kejujuran Pak Sari, Rukunkan Warga Kampung Kebon Kopi Gunungsindur Bogor

Sebelumnya calung belum diiringi alat musik lainnya seperti kendang, kecapi, gong dan sebagainya. Alat musik calung tersebut biasanya ditampilkan untuk pertunjukkan masyarakat supaya memberikan pesan-pesan moral dari kesenian calung dan lagu yang dibawakan.

Filosofi calung itu sendiri  talingtit,  'ta' artinya taat 'ling'artinya paeling-eling, dan 'tit' artinya pituduh atau komando. Jadi dapat diartikan kudu taat ka komando atau harus taat pada pimpinan.

Sementara arti 'tepas' yaitu barang pas. Diibaratkan seperti pemerintah yang tidak boleh melebihkan maupun mengurangi sesuatu.  Arti indung,  'ind' artinya hiji dan 'nung' artinya dua jadi masyarakat harus menyesuaikan dengan perkembangan jaman, sedangkan 'kesrek' diibaratkan seperti rakyat kecil.

Biasanya Mang Adang Bendo menampilkan lawakan maupun keseniannya pada acara-acra tertentu seperti, pernikahan, sunatan, hiburan dan acara lainnya. Pertunjukkan seni maupun lawakan yang dibawakan oleh Mang Adang Bendo mudah diterima oleh masyarakat karena leluconnya yang begitu menghibur dan sosoknya yang memang humoris dengan jiwa seninya.

Karena itulah, Mang Adang Bendo cukup terkenal oleh masyarakat setempat sebagai seorang seniman sekaligus pelawak.

Baca Juga: Fania, Keterbatasan Bukan Hambatan Untuk Meraih Prestasi

Sejak kecil ketika duduk di bangku sekolah dasar (SD), Mang Adang Bendo memang sudah memiliki ketertarikan terhadap seni. Biasanya Mang Adang Bendo ketika masih kecil diberikan amanat oleh gurunya untuk mengikuti kesenian, misalkan seperti menyanyi dan bermain alat musik pada saat acara kenaikan kelas atau perpisahan sekolah dasar (SD). Karena itu, jiwa seninya sudah mulai tertarik dan tumbuh menjadi seorang seniman dari tanah Sunda.

Bertahun-tahun mang Adang Bendo dan istrinya Teh Inong yang berkecimpung dalam dunia seni telah meraih beberapa kali kejuaraan, bahkan hingga tingkat nasional. Karya-karya seni yang dihasilkannya mudah sekali diterima masyarakat karena bodoran (lawakannya) yang begitu menghibur. Bahkan hingga saat ini karya-karya musiknya terus berkembang menyesuaikan dengan perkembangan zaman.

Hingga saat ini Mang Adang dan Teh Inong masih melestarikan kesenian yang telah lama ditekuninya. Meskipun bayaran yang diterimanya tidak seberapa, tetapi mereka tetap melestarikan nilai-nilai seni maupun kebudayaan sebagai orang Sunda yang mencintai adat istiadat ditengah arus globalisasi. Bahkan, mereka memiliki sanggar seni sebagai tempat melatih para generasi penerus yang akan melestarikan kesenian Sunda.

Baca Juga: Abah Khairudin Tahun Ini Berusia 100 Tahun, Menikmati Hasil Jerih Payah Berjualan Lumpia Basah

Dengan begitu, peran masyarakat maupun pemerintah dalam menjaga dan melestarikan nilai-nilai seni maupun budaya perlu diperhatikan. Karena itu, diperlukan adanya pelestarian karya-karya seni tersebut supaya tidak tergerus oleh globalisasi.

Apalagi di era modern saat ini, anak muda lebih menyukai lagu barat atau k-pop dari pada lagu atau kesenian dari daerahnya sendiri.  Dengan begitu, Mang Adang dan Teh Inong selaku seorang seniman sekaligus pelestari budaya telah memberikan sumbangsih karya yang perlu dilestarikan oleh anak muda penerus generasi mendatang supaya lebih mencintai karya seni lokalnya.(Risma Rismawati)***

Editor: Heriyanto Retno


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah